Potong hewan kurban di RPH? Kenapa tidak? Itulah yang NBC lakukan akhir Juli silam. Walau dilanda wabah, kurban Iduladha harus tetap terlaksana. Pelaksanaan kurban malah semakin urgen di tengah pandemi sebab banyak orang terdampak yang sangat membutuhkan. Para pengayuh becak, pengojek, pemulung, dan janda miskin tetap jadi sasaran yang akan menerima daging.
Keuntungan berkurban bersama RPH
NBC (Nasi Bungkus Community) sebuah komunitas berbagi di kota
Lamongan menggelar pemotongan kurban hari Jumat tanggal 31 Juli 2020. Uniknya komunitas
yang saya ikuti ini memercayakan penyembelihan kurban di Rumah Potong Hewan
(RPH). Tahun ini cukup istimewa karena berbeda dari tahun sebelumnya ketika NBC
hanya menitipkan pemotongan di sana lalu daging dibawa ke basecamp di
Jl. Kusumabangsa 25A untuk dipotong lebih kecil dan ditimbang sesuai kebutuhan.
Tahun ini selain penyembelihan sapi, daging langsung
disiapkan di lokasi RPH. Di depan gedung RPH terdapak lapak luas yang bisa
dimanfaatkan untuk mengolah daging hingga siap dikemas. RPH yang terletak di Jl.
Pahlawan tak jauh dari pasar induk Lamongan ini memiliki tim yang solid. Banyak
keuntungan yang bisa disebutkan dengan menyiapkan daging langsung di lokasi RPH
alih-alih di basecamp seperti tahun-tahun sebelumnya.
Halaman depan basecamp NBC sangat mungil sehingga
tidak memungkinkan relawan bergerak bebas dalam mengelola daging. Keputusan memotong
hewan kuban dan menyiapkan paket daging di sana terbilang tepat dan bahkan
taktis. Beberapa manfaat berikut perlu dicatat untuk bisa ditiru pada
kesempatan mendatang.
Keuntungan pertama, praktis dan mudah. Tak seorang pun dari kami
para sukarelawan merupakan tenaga ahli dalam penanganan hewan sembelihan
seperti kurban. Sebut saja pemisahan daging dari tulang yang jelas membutuhkan
keterampilan khusus. Jika ditangani oleh tenaga amatir, bisa-bisa daging malah rusak
dan tak banyak yang bisa dibagikan untuk para penerima kupon nantinya.
Cepat dan serbamudah
“Mas Rudi ketiban sampur, jadi ketua panitia kurban
ya,” ujar Mbak Pipit sekretaris NBC Jumat pagi sepekan sebelum kurban
dilaksanakan. Saya kaget karena saat rapat sepekan sebelumnya saya tak hadir
lantaran tak enak badan. Syukurlah semua berjalan lancar.
Jam 7 pagi saya dan istri segera bergerak ke RPH. Sebelumnya kami
mampir ke rumah Mas Agus yang kebagian tugas mengurus perlengkapan. Mas Agus
dan istri rupanya sudah berangkat. Alhamdulillah banner yang desainnya
saya kirim sehari sebelumnya sudah beres dicetak. Begitu kami susul ke RPH, mereka
ternyata belum ada di lokasi.
Beberapa menit kemudian, mereka muncul. “Dari basecamp
ambil ini,” jawab Mas Agus sambil menunjuk banner bekas tahun lalu dan
talenan. Banner bekas akan kami pakai sebagai alas pemotongan. Tak lama
berselang Mbak Pipit datang membawa printout berisi nama-nama pekurban. Tanpa
jeda lagi, saya segera menemui tim RPH yang dikepalai drh. Rendra agar memulai
penyembelihan.
Ada dua ekor sapi yang NBC titipkan untuk disembelih di RPH tahun
ini. Mulai jam 7.30 sapi pertama dan kedua segera dipotong. Seperti biasa saya harus
mengabadikan prosesi dalam bentuk video untuk dilaporkan kepada donatur. Sejak
sapi dipindah dari kandang menuju tempat penyembelihan, hingga proses
pengolahan daging semua terdokumentasi. Sebelum sapi disembelih, tak lupa
dibacakan doa dan iringan takbir bersama.
Hanya tiga jam
Sapi pertama selesaai disembelih, lalu segera dikuliti. Cara kerja
tim RPH sangat cepat. Tak heran jika sukarelawan NBC sangat dimudahkan. Mbak
Yenny yang datang bersama kedua putrinya sudah sedari tadi menyiapkan besek
bambu. Dibantu Mbak Yuli, Mbak Atik, Mbak Yogi dan tiga karyawan Mbak Pipit,
pekerjaan demi pekerjaan pun terselesaikan. Besek bambu dialasi daun pisang
agar lebih higienis.
Khusus Mbak Atik bendahara NBC sigap menata timbangan dan
memroses daging yang telah siap. Daging, jeroan, dan tulang iga berpindah ke tangan
kami dari tim RPH secara bergiliran. Bentuknya lebih kompak sehingga mudah
dikelola. Begitu daging masuk, kami langsung potong dan timbang. Begitu
seterusnya.
Pak Anang Purwo selaku pembina NBC lalu datang—lengkap dengan
seragam polisi. “Di Jl. Sunan Drajat sini, Pak,” ujarnya ketika saya tanya baru
bertugas di mana. Sehari-hari beliau berdinas sebagai KBO Satlantas Polres
Lamongan. Kedatangan beliau untuk memastikan semuanya siap dan terlaksana
dengan baik. Juga berkoordinasi dengan RPH jika ada yang belum sesuai. Syukurlah
dukungan aktif RPH sangat membantu kami.
Jam 10.30 atau tiga jam sejak 7.30 dua ekor sapi sudah
beralih rupa ke potongan kecil dalam 250 besek bambu. Suami Mbak Atik datang
membawa mobil bak terbuka untuk mengangkut paket daging ke basecamp NBC.
Pembagian direncanakan jam 1 siang selepas Jumatan. Sebagian paket sudah
dikirimkan secara bertahap menggunakan motor kepada penerima dan pekurban.
Higienis dan ekonomis
“Dagingnya beda ya, bersih!” komentar ibu saat kami buka
besek yang akan diberikan kepada pembantu beliau yang seorang janda. Wajarlah karena
penyembelihan bagus sehingga darah sempurna dialirkan. Di bawah pantauan dokter
hewan dan asisten RPH, sapi juga dipastikan steril dari penyakit atau stres. Darah
tak menetes menembus besek juga berkat alas daun pisang.
“Dulu pernah ada insiden cingur sapi berdarah karena dipaksa
jalan,” cerita Bu Heny ketua NBC saat kami menunggu penerima kupon berdatangan di
basecamp. Wajahnya tampak sedih.
Bukan cuma higienitas dan kecepatan, penanganan hewan kurban
oleh RPH juga relatif terjangkau. “Dulu pernah kami pasrahkan ke orang lain.
Tapi setelah sapi disembelih, kami masih harus cari tenaga lagi untuk menguliti
dan memisahkan daging. Lebih repot dan malah mahal,” kenang Pak Anang tentang
pengalaman kurban NBC beberapa tahun sebelumnya.
Selepas Jumatan para penerima kupon berdatangan ke basecamp
untuk menjemput daging dalam besek. Jl. Kusumabangsa 25A cukup ramai siang itu tapi
tetap terkendali karena semua mengikuti protokol kesehatan. Silih berganti
datang, semua tertib berjalan. Pembagian daging lancar dan selesai sebelum Asar.
Beberapa pengayuh becak datang tanpa kupon. Mereka juga kami beri besek karena
paket daging sengaja kami lebihkan.
Tak ada makan bersama
Yang bikin sedih tahun ini acara makan bersama terpaksa kami tiadakan.
Setiap tahun kami mengundang anak-anak yatim untuk menyantap sate dan gule di
markas. Biasanya ada 40-anak dari dua panti. Para pemulung dan tukang becak
juga datang ikut makan. Lumayan kan, tak perlu repot masak. Hemat bumbu dan
gas.
Karena sedang didera pandemi, NBC memutuskan mengirimkan sup
daging matang ke beberapa panti asuhan. Tak cuma itu, makanan matang dalam
besek juga dikirimkan ke desa-desa sesuai pantauan relawan. Jadi momen kegembiraan bukan hanya dibagikan pada saat Ramadan.
Tetap kurban eco-friendly
Hingga tahun ketiga NBC terus mengupayakan kurban eco-friendly
atau ramah lingkungan salah satunya dengan menggunakan besek anyaman bambu untuk
mengemas daging. Paket daging dibagikan begitu saja tanpa dibungkus lagi dengan
plastik kresek seperti umumnya. Ini andil kecil kami untuk mengurangi sampah
yang sulit diurai di Bumi. Kami juga menyisipkan selembar daun pisang sebagai
alas di dasar besek.
Besek bambu selama ini kami datangkan jauh-jauh dari Blitar sebab
harganya relatif terjangkau. Besar harapan kami langkah sederhana kecil ini juga
akan diikuti oleh komunitas lain dalam upaya pelestarian lingkungan. Tak bisa
menghilangkan sama sekali, setidaknya mengurangi sampah plastik.
Reportase di media
Menurut penuturan Pak Anang saat pembagian daging di basecamp,
RPH Lamongan sangat berterima kasih karena langkah NBC menyembelihkan hewan kurban
di sana diikuti oleh komunitas lain. Masjid Al-Azhar Lamongan, misalnya, ikut
mengirimkan 6 ekor sapi untuk disembelih di RPH. Lalu ada Yayasan Al-Kahfi yang
juga tampak menguliti hewan kurban di lokasi. Wah, hari itu serasa guyub karena
fasilitas pemda kami berdayakan.
Kegembiraan lainnya adalah karena reportase kegiatan yang
saya tulis berhasil dimuat di Harian Surya pada rubrik Citizen Reporter edisi
Jumat 7 Agustus 2020. Tahun lalu kegiatan kurban kami juga dimuat di media yang
sama, pada bulan Agustus 2019. Publikasi seperti ini tentu bukan tujuan utama
kami, tetapi lebih untuk mendorong agar komunitas lain ikut melakukan kebaikan yang
sama atau bahkan lebih baik. Itulah esensi berkomunitas yang sesungguhnya,
ketikafmonga komunitas lain bisa terinspirasi sebab kami sadar bahwa NBC kecil dan
tak mungkin menjangkau semua wilayah.
Manfaatkan RPH
Singkat kata, memotong hewan kurban di RPH sungguh memudahkan
dan menguntungkan, apalagi bagi komunitas yang ingin cepat menyiapkan dan
membagikan dagingnya. Yang tak kalah penting, memotong kurban di RPH juga
berpotensi menambah kas pendapatan asli daerah agar bisa dimanfaatkan lagi
untuk pembangunan setempat. Tentu bukan cuma hewan kurban, ternak lain untuk
hajatan misalnya juga bisa disembelih di RPH setempat.
Itulah sekelumit cerita kami komunitas kecil di kota yang juga kecil. Semoga tahun depan jumlah hewan kurban semakin bertambah agar lebih banyak yang bisa dibagikan. Makin banyak keluarga yang terlibat. Insyaallah masih setia dengan RPH karena menyembelih kurban di Rumah Potong Hewan punya banyak keuntungan.