Technology

3/Technology/post-list

Selain Li Ziqi, Ini 5 Food Vlogger China yang Wajib Ditonton

Publik dunia sudah akrab dengan nama Li Ziqi, food vlogger China yang menangguk keuntungan konon mencapai 23 juta dolar per tahun berkat tayangan videonya tentang kehidupan pedesaan di Sichuan. Setiap unggahan video di kanal Youtube yang ia kelola selalu banjir pujian, baik berbentuk komentar maupun jempol (like). Videonya memang sangat unik, menampilkan keelokan hutan dan gunung di kampung halamannya yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, yakni Li dan sang nenek.


Membuat kertas dan minyak sendiri

Tak heran jika akun Youtube miliknya menarik 11,4 juta orang untuk menjadi subscriber. Dalam setiap video yang ia unggah setidaknya sekali seminggu, Li Ziqi menunjukkan kepiawaiannya memasak dari bahan-bahan di sekitar dengan bantuan alat-alat tradisional. Self-sufficiency benar tecermin dalam setiap fragmen. Membuat kertas sendiri, menganyam topi dari jerami gandum, dan membuat minyak hanyalah tiga dari sekian keterampilan yang pernah ia pertontonkan. Semuanya banjir pentonton dan komentar. 

 

Sebagai food vlogger China yang sukses, Li Ziqi bukan hanya menggarap video di Youtube dengan serius dan profesional. Akun media sosialnya pun dikelola dengan sungguh-sungguh sehingga ramai penggemar. Terbukti dengan fanpage di Facebook yang menuai 3,5 jutaan follower dan 2,3 jutaan like. Belum lagi follower di Twitter yang mencapai 43,3 ribu akun. Engagement di medsos pun bagus, senantiasa sesak dengan komentar, like, dan share

Li bergabung di Youtube sejak 22 Agustus 2017 dan kini telah mencatatkan 1.564.512.383 view. Wow, 1,5 miliar sungguh angka yang fantastis untuk ukuran orang yang bukan berlatar belakang selebriti. Dia menyeruak berkat videonya yang unggul, yang hingga kini telah dibukukan sebanyak 112 video di Youtube. Bukan karena kontroversi atau prank yang merugikan. Orang dengan senang hati membagikan informasi tentang dirinya di media sosial. Itulah sihir Li Ziqi.

Food vlogger China yang tak kalah unik


Selain Li Ziqi, rupanya ada beberapa food vlogger China lain yang layak ditonton. Menariknya, lima food vlogger berikut ini juga berjenis kelamin perempuan, tak satu pun laki-laki. Setidaknya sejauh ini belum saya temukan food vlogger China yang lelaki. Kalaupun ada Youtuber pria yang mengangkat masakan Cina, mereka nonpribumi alias orang asing seperti akun The Food Ranger dan Mark Wiens. Itu pun tidak spesifik hingga proses memasak dengan tangan sendiri, hanya sebagai penikmat.

Berikut ini lima food vlogger cewek asal Tiongkok selain Li Ziqi yang saya urutkan berdasarkan jumlah subscriber di akun Youtube mereka masing-masing. Saya tak bermaksud membandingkan kualitas video atau konten yang mereka tayangkan, apalagi jumlah pemasukan. Yang jelas, Li Ziqi memang membawa angin segar berupa inspirasi bagi gadis Cina lainnya untuk mengabarkan pada dunia tentang tempat tinggal dan budaya mereka salah satunya lewat makanan dan kekayaan alam sekitar.

1 | Dianxi Xiaoge


Dianxi Xiaoge adalah moniker alias nama panggung yang dipilih oleh food vlogger cantik ini. Menurut penuturannya dalam wawancara bersama reporter Goldthread Clarissa Wei, nama aslinya adalah Dong Meihua dan kini ia bermukim di daerah bernama Dianxi. Sementara Xiaoge terdiri dari dua kata xiao yang berarti kecil dan ge yang bermakna adik. Ia berpendapat xiaoge terdengar pemberani ketimbang xiaomei (adik perempuan) yang mungkin terdengar cemen

Dong Meihua mengaku berasal dari Yunnan, sebuah provinsi di Cina selatan. Seperti tampak dalam video-videonya, ia menceritakan bumbu-bumbu lokal, atau produk setempat yang khas, dan tentu saja kuliner yang menunjukkan cita rasa Yunnan. Sumber inspirasinya berasal dari menu-menu keseharian. Itulah yang ia unggah setiap Rabu sejak bergabung di Youtube tanggal 25 Juli 2018 atau setahun setelah akun Li Ziqi aktif.


Banjir view dan follower medsos

Dengan perolehan total 1,3 miliar view dan 5,5 jutaan subscriber, akun Dianxi Xiaoge pun menjadi buah bibir di jagat maya tentang potensi pendapatannya. Sebuah sumber menyatakan penghasilannya mencapai 5 juta dolar per tahun. Yang jelas, akun media sosialnya cukup padat. Fanpage-nya di Facebook memanen 766 ribuan like sementara akun Instagram meraup 154 ribu follower dengan 0 following. Nama Dianxi Xiaoge pun meroket dan segera disandingkan dengan Li Ziqi yang terlebih dahulu populer. Setidaknya dalam jumlah video yang ditayangkan di Youtube, Dianxi membukukan total 182 video, jauh melampaui Li Ziqi. 

Dong Meihua selalu tampil percaya diri di depan kamera dengan sesekali menyapa tetangga atau orang dekat sebagai ciri khasnya. Dramanya memang tak sebanyak Li Ziqi. Ia tampak terampil menyiapkan bahan sekaligus memasaknya, sama seperti Li. Ditemani anjing besar berjenis Malamute dalam setiap aksinya, Meihua seolah mampu menembus batas dan jarak geografis sehingga penonton merasa bersatu dalam tayangannya—memahami budaya Cina lewat kekayaan lokal dan cara mengolahnya.

Berhenti jadi polwan

Meihua memutuskan pindah ke tempatnya saat ini pada tahun 2016 karena ingin merawat sang ayah yang kesehatannya kian menurun. Demi misi mulianya, ia pun rela melepaskan pekerjaan sebagai polisi di Provinsi Sichuan, yang tak jauh dari perbatasan dengan Yunnan. Jangan-jangan ia dan Li Ziqi saling kenal ya karena Li tinggal di Sichuan, hehe.


Mulai merekam menggunakan kamera ponsel, Dong menyadari kekeliruan demi kekeliruan dalam membuat video. Mulai dari gambar yang overexposed, underexposed, hingga kamera yang bergoyang. Namun itu dulu, sekarang sudah berubah seiring bertambahnya pundi-pundi penghasilan sehingga peralatan tempur pun semakin memadai ditambah semangat belajar dan memperbaiki diri.

“Makanan-makanan itulah yang menemaniku tumbuh,” ujar Dong Meihua tentang alasan mengangkatnya sebagai materi video. Mungkin semacam melodi memori ke masa kecil yang menyenangkan. Sekaligus melestarikan kuliner daerah yang bisa saja punah jika tidak dipraktikkan oleh generasi masa kini. Dia mengaku timnya harus bekerja mulai pukul 6 atau 7 pagi dan baru berakhir jam 11 malam. “Kadang ada juga pas masak sebuah menu ternyata gagal, jadi harus masak lagi deh.”

Sungguh perjuangan berat yang kini membuahkan hasil yang nikmat. 


2 | Wild Girl


Food vlogger China berikutnya tak kalah populer, setidaknya dilihat dari jumlah subscriber yang mencapai 199 ribu dengan unggahan total 72 video dan 37 jutaan view padahal baru setahun bergabung di Youtube yakni sejak 27 Juli 2019. Berbeda dengan rekan vlogger senegaranya yang mengadopsi nama Tiongkok, ia memilih moniker berbahasa Inggris, Wild Girl. Mencerminkan kebebasan dan kemandirian, mungkin begitu pesan yang ingin disampaikan.

Terhadap sebuah video yang diunggahnya, ia dituding telah meniru Li Ziqi tapi segera disanggah oleh komentator lain bahwa langkah itu sah-sah saja. Banyak sudut dan kekayaan Tiongkok yang bisa digali, dan kehidupan setiap orang itu unik meskipun mirip. Demikian dalih mereka. Meniru atau tidak, silakan tonton sendiri dan nikmati kanalnya di Youtube.



3 | Laotai Arui


Laotai Arui adalah food vlogger ketiga yang boleh dibilang berbeda di antara keempat teman senegaranya. Ia berbeda karena jelas menyatakan sebagai muslimah sehingga menjamin setiap masakan yang ia tampilkan halal dimakan. Menurut pengakuannya di akun Youtube, Laotai berarti old lady. Mungkin bisa disamakan dengan grandma atau nenek karena pemeran yang muncul di kanal ini sudah berumur. 

Namun itu sama sekali bukan masalah. Terbukti ia berhasil menghimpun 6,7 jutaan view di Youtube lewat 50 video yang didukung oleh basis penggemar sebanyak 111 ribu subscriber. Dilihat dari tanggal bergabung di Youtube yakni 29 Januari 2010, Laotai Arui mestinya bisa mengoleksi video lebih banyak dibanding Li Ziqi atau Dianxi Xiaoge. Namun inilah uniknya: ia selalu bersemangat dan makin konsisten mengunggah vlog setiap Rabu dan Sabtu waktu Beijing. Demikian janjinya di akun Youtube. 


Sayang sekali ibu asal Yunnan ini tidak mengembangkan fanpage khusus di Facebook melainkan sebuah akun biasa yang butuh konfirmasi saat orang lain ingin menjadi temannya. Akun FB-nya tercatat hanya berteman dengan 900 orang yang boleh dibilang minim untuk ukuran Youtuber dengan subscriber yang banyak. Barangkali dia lebih fokus di Youtube untuk memperkenalkan keindahan dataran tinggi Yunnan yang dihuni begitu banyak grup etnik, terutama etnik-etnik minoritas. Siap menonton videonya memasak hidangan talas yang lezat?


4 | Yang Dawan


Tanggal 14 Juli 2019, atau 10 hari sebelum Wild Girl membuat akun di Youtube, akun bernama Yang Dawan telah lebih dahulu mendaftar di kanal yang sama. Kini akun gadis ceria asal Hunan ini telah mengunggah 24 video yang diganjar dengan total 3,5 jutaan view dan diikuti oleh 41 ribu subscriber


Walau jumlah pelanggan tak sebanyak milik Wild Girl, tetapi Yang Dawan berjanji mengunggah video setiap hari Senin dan Jumat dengan konten khas pedesaan Hunan yang akrab dengan aroma nenek. Hunan adalah sebuah provinsi di Cina bagian tenggara antara pegunungan Nan Ling dan pegunungan Chang Jiang yang dikenal sebagai penghasil kayu dan sumber mineral berharga.


5 | Long Meimei 


Akhirnya Long Meimei atau si dragon sister berada di urutan terakhir food vlogger China dari segi jumlah subscriber. Dalam akun Youtube-nya Long Meimei mengaku bahwa orang-orang di daerahnya cenderung suka pada self-sufficiency atau merasa cukup dengan apa yang tersedia di alam sekitar. Tak banyak yang bisa diceritakan tentang adik kecil ini selain lewat tayangan video yang sudah diunggah sebanyak 89 buah. 


Video-video itu mampu menggerakkan 606 orang untuk menjadi subscriber. Bergabung sejak 21 Mei 2018 atau dua bulan sebelum Dianxi Xiaoge aktif, Long Meimei kini berhasil meraih 112 jutaan view di Youtube dan 712 follower di fanpage Facebook. Bravo, sista! Semoga tetap semangat dan konsisten membagikan kabar gembira dari desamu.

Senandika dan ide serupa

Tulisan ini tak hendak membandingkan kelima vlogger atau Youtuber, entah dari segi mutu video atau pendapatan. Lebih dari itu, ini menjadi semacam pengingat bagi masyarakat modern bahwa ada kehidupan lain selain gemerlap peradaban modern dan gempita teknologi canggih yang dalam kadar tertentu kadang begitu kita ‘sembah’ padahal sebetulnya menggerogoti kepribadian kita—menciptakan kesunyian yang tak bisa kita suarakan. Lewat tayangan-tayangan sederhana bernuansa pedesaan yang mereka unggahlah kita seolah bercakap dengan diri kita semasa kecil. 

Begitu sekian video tuntas kita tonton, mungkin kita seketika membayangkan tungku-tungku tanah liat di dapur berdinding gedek yang berpijar merah dengan serbuk gergaji, membakar kuali-kuali besar berisi ketupat atau menu-menu penuh kenangan. Mungkin tercipta solilokui atau senandika yang memberi kesempatan bagi kita untuk melakukan monolog sebebas dan sejujurnya tentang arah dan tujuan, tentang arti sukses dan kemajuan, tentang kenangan yang harus kita maknai sendiri.

Ada yang punya ide bikin akun serupa food vlogger China itu versi etnik Indonesia?


Share:

10 Alasan VivoBook S14 S433 Jadi Laptop Kawula Muda, Laptop Andalan Keluarga

Sejak meninggalkan Bogor dan menetap di Lamongan tiga tahun lalu, kami sekeluarga sangat mengandalkan teknologi untuk mefraup rezeki. Kami tentu saja saya dan istri yang dalam tulisan ini saya sebut Bunda Xi. Selain ponsel Android dan jaringan internet, perangkat keras yang sangat penting adalah laptop. Bukan hanya untuk kami berdua, tapi juga buat kedua bocah yang punya hobi menggambar dan menulis cerita. Maklumlah karena mereka termasuk generasi alpha yang punya afinitas atau kegemaran kuat pada produk-produk berteknologi canggih.

Saat ini kami memanfaatkan satu unit laptop, dua buah ponsel Android, dan satu buah tablet PC. Untuk memasok koneksi Internet utama, saya mengandalkan Asus Zenfone Live melalui jalur hotspot. Sebelumnya kami menggunakan dua modem portabel tapi keduanya sudah aus dan tidak kami ganti. Salah satu alasannya karena pengeluaran jadi dobel, maka tethering ke smartphone jadi pilihan tepat. Begitu kedua bocah semakin besar, rupanya satu laptop tidak mencukupi. Belum lagi Bunda Xi yang ingin kembali menekuni hobinya.


Empat profesi saya

Untuk meraup rezeki, saya menekuni empat profesi sekaligus. Saya putuskan menggelutinya karena bisa dikerjakan secara remote bermodalkan laptop dan jaringan internet. Pertama, full-time blogger. Pemasukan dari ngeblog secara full-time lumayan juga. Setidaknya ada tiga cara bagaimana uang saya dapatkan lewat blogging, yakni lewat content placement (CP), sponsored post, dan artikel lomba. Sesuai namanya, tulisan untuk CP sudah disiapkan klien dan tinggal saya unggah di blog dengan penyesuaian sana sini agar seirama dengan postingan lainnya. Publish tulisan, lalu saya dibayar.


Sponsored post biasanya berbentuk artikel pesanan tentang suatu tema atau bisa pula hasil reportase suatu perhelatan, baik event budaya ataupun peluncuran produk. Klien memberikan brief lengkap lalu saya menulis, dan jika sudah approved, saya lantas mengunggahnya. Terakhir, tulisan yang menang lomba. Lomba blog kini banyak dihelat dan hadiahnya beragam tapi sangat menggiurkan. Tinggal pilih tema yang cocok, garap dengan serius, lalu berdoa.

Profesi kedua adalah sebagai editor freelance. Dulu saya memang editor yang bekerja di sebuah penerbit sebelum akhirnya resign. Sejauh ini ada saja penerbit, baik mayor maupun indie, yang memberi job mengedit naskah yang bisa saya kerjakan di rumah meskipun kantor mereka ada di Jabodetabek. Gara-gara mengedit menggunakan suatu software, saya pun terpaksa belajar peranti lunak itu dan akhirnya menekuni dunia grafis sebagai profesi ketiga. Awalnya me-layout naskah, lalu beralih ke desain cover. Kalau sedang banyak order, lumayan juga loh hasilnya.


Profesi keempat adalah penerjemah. Dunia ini sudah saya geluti sejak masih tinggal di Bogor. Order terjemahan untuk pasangan bahasa Indonesia-Inggris sering kali datang dari penerbit, tapi tak jarang juga dari organisasi atau individu. Yang paling mengesankan: saya pernah mengerjakan penerjemahan lagu-lagu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia untuk penulis lirik dan produser musik asal Kuala Lumpur sekitar delapan tahun lalu.

Semua aktivitas itu berbasis tulisan atau berkaitan dengan kata-kata sehingga laptop menjadi senjata utama untuk saya pakai mengetik atau mengolah kata. Bisa dibayangkan kebutuhan saya untuk memiliki notebook yang portabel, ringan, tapi tetap oke performanya terutama untuk mendesain cover atau me-layout naskah. Ini karena saya sering bepergian ikut acara sosial seperti Kelas Inspirasi atau menginap di rumah ibu yang tinggal di kecamatan berbeda. 

Pekerjaan Bunda 

Sekarang bergerak ke Bunda Xi. Walau tak sering, ia sesekali menerima order editing karena ia memang dulu seorang editor—kami pernah bekerja sekantor. Selain editing atau penyuntingan, belakangan ini Bunda ingin kembali menulis buku, baik nonfiksi ataupun fiksi. Waktu masih tinggal di Bogor, ia pernah menerbitkan dua buku cerita anak bergambar dan satu buku nonfiksi bertema ide liburan seru. Ia ingin mengulangi petualangan menulis seiring kedua anak kami yang tumbuh semakin besar. Saatnya laptop didobel karena tak mungkin rebutan dengan saya. 

Rumi komikus dan Bumi calon insinyur

Rumi dan Bumi adiknya sama-sama masih SD; Rumi kelas 4 dan adiknya kelas 2. Rumi suka menggambar komik dan menulis cerita sedangkan adiknya gemar menggambar mobil besar atau alat-alat berat. Rumi menulis di tablet PC menggunakan wireless keyboard lalu file dipindah ke laptop untuk saya edit. Namun beberapa pekan lalu ia mulai merajuk agar dibelikan notebook seperti saya, minimal ya netbook yang mungil. Sedangkan Bumi rajin membajak laptop saya untuk berkreasi menggunakan Paint saat saya jeda shalat atau makan siang. Berikut ini doodle karya Rumi dan mobil terjebak salju karya adiknya.


Kadang kasihan kalau harus saya paksa berhenti gara-gara keterbatasan laptop di rumah. Mau bagaimana lagi mengingat pekerjaan saya dikejar tenggat alias deadline, jadi mesti bergegas agar cepat rampung dan dibayar. Setelah memantau kegemaran dan kesibukan mereka, saya harus mulai menyisihkan uang untuk membeli notebook baru yang bisa dimanfaatkan bersama. Kok bersama? Ya iyalah, karena laptop saya yang sudah berusia 5 tahun kadang ngambek sehingga sesekali butuh jeda untuk bekerja di laptop lainnya. 



ASUS VivoBook S14 S433, Solusi Keluarga Indonesia


Mempertimbangkan kebutuhan kami berempat, keputusan tepat unit yang perlu dibeli adalah notebook besutan ASUS bernama VivoBook S14 S433. Menurut berita yang saya baca, laptop ini 100% dirancang khusus buat kawula muda. Sangat pas untuk Rumi dan Bumi. Kendati begitu, kami yang para orangtua masih merasa layak menggunakan VivoBook ini karena semangat kami masih muda, hehe. Lagipula, fungsi yang ditawarkan laptop ini sangat mumpuni untuk sekeluarga sehingga bisa menghemat pengeluaran.

Sebagai penerus VivoBook S S430 yang diperkenalkan tahun lalu, seri VivoBook S ini berada di deretan produk premium yang sengaja dihadirkan oleh ASUS dengan fitur terbaik di kelasnya, termasuk VivoBook S14 S433 yang kami incar ini. Sebagai gambaran, penggunaan Intel Core 10th Gen Processor membikin VivoBook S14 S433 bukan hanya makin gesit tapi juga makin hemat daya baterai. Yang paling mencolok tentu saja penampilan fisik VivoBook S14 S433 yang desainnya sangat fresh dan lebih elegan. Tanpa banyak dekorasi, empat pilihan warna kian mempertegas kecantikan laptop tersebut.

10 Alasan Pilih VivoBook S14 S433 


Setidaknya ada 10 alasan kenapa ASUS VivoBook S14 S433 layak diandalkan sebagai notebook pilihan keluarga Indonesia, apalagi para kawula muda. Alasan-alasan ini membuktikan bahwa ASUS adalah produsen notebook yang peduli mutu sekaligus desain yang jadi pertimbangan generasi Z atau alpha saat membeli produk teknologi.

1 | Merek Tepercaya


ASUS bukan pemain baru di dunia teknologi informasi. Perusahaan asal Taiwan ini telah 30 tahun berkiprah dengan portofolio teknologi yang sangat kuat. Selain laptop, produk yang paling saya ingat tentu saja motherboad yang dipasang pada 1 dari 3 komputer di dunia. Setidaknya ada 500.000.000 motherboard besutan ASUS yang telah dijual sejak 1989. Lima juta loh, angka yang fantastis!

Keandalan ASUS sebagai pabrikan IT sudah diakui di kancah internasional. Itu terbukti ketika majalah Fortune memasukkan ASUS ke dalam deretan World’s Most Admired Companies atas dedikasi perusahaan tersebut dalam melayani pelanggan lewat berbagai produk komprehensif seperti Zenbo si robot pintar, ZenFone si ponsel pintar premium, ZenBook, dan perangkat IT serta komponen lain, termasuk Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Internet of Things (IoT).

ASUS diperkuat oleh 16.000 karyawan di seluruh dunia, 5.000 di antaranya adalah insinyur pada divisi R&D (riset dan pengembangan). Revenue sebesar 17,34 miliar dolar Taiwan yang berhasil dibukukan tahun 2017 silam merupakan bukti bahwa ASUS perusahaan yang sehat dan menguntungkan. ASUS hadir sebagai merek tepercaya juga berkat mutu produknya. Sebagai contoh, notebook ASUS yang diproduksi harus melalui pengujian yang ekstrem sebelum dirilis ke pasar.



Uji Ketahanan Notebook ASUS

2 | Pilihan Warna Memikat

Karena dirancang khusus buat kawula muda seperti gen Z atau gen alpha, VivoBook S14 S433 tentu sangat cocok buat Rumi dan Bumi yang boleh dibilang lahir dan dibesarkan teknologi. Dari empat pilihan warna yang ditawarkan, VivoBook S14 S433 warna Gaia Green bakal jadi favorit mereka. Warna hijau menyiratkan kepribadian yang kreatif, membaur, dan mudah menerima perubahan. Mereka ingin terus berkembang secara dinamis—tepat seperti ciri gen alpha yang ingin terus tumbuh—hidup penuh dengan kreativitas.


Bagi Anda yang pemberani dan punya kepribadian tegas, ada Resolute Red yang bisa dipilih. Warna merah menegaskan kepercayaan diri dan siap menghadapi tantangan, juga kekuatan. Sementara Dreamy White dan Indie Black sama-sama menunjukkan kekokohan sekaligus elegansi. Seperti namanya, Dreamy White cocok bagi Anda yang berani bermimpi, cinta kerapian, jujur, dan presisi. Adapun Indie Black mencerminkan kemandirian dan kemauan keras. Anda merasa mampu mengendalikan situasi dan yakin sebagai pribadi yang intuitif

Menarik banget kan? Yang jelas, keempat warna itu memberikan kekeluasaan bagi para kawula muda untuk mengekspresikan ide tanpa takut menjadi diri sendiri. Spirit dare to be you memang kental diangkat VivoBook S14 S433 ini. Bukan hanya warna yang istimewa, tapi juga desain notebook yang berkelas.

3 | Desain Menawan

VivoBook S14 S433 sangat cocok untuk kawula muda, baik gen Z atau gen alpha. Perhatian ASUS pada generasi kekinian tampak dari bodi notebook yang sangat tipis dengan bobot yang tetap ringan. Beratnya hanya 1,4 kilogram jadi sangat portabel untuk mobilitas tinggi saat traveling atau bekerja mobile. Tebalnya cuma 15,9 mm atau 1,59 cm, kira-kira setara dengan buku setebal 240-an halaman. Tipis dan tetap menawan, muat dalam tas berukuran kecil sehingga tidak merepotkan.


Bodi VivoBook S14 S433 pun ringkas. Ramping dan mungil, itulah gambaran yang tepat untuk notebook ini. VivoBook S14 S433 lebih mungil dibanding laptop berlayar 14 inci lainnya. Salah satu penyebabnya adalah dipakainya teknologi NanoEdge Display. Teknologi ini mampu menghadirkan bezel yang sangat tipis berkat teknologi layar eksklusif. Walhasil, screen-to-body ratio bisa mencapai 85 persen dengan ukuran keseluruhan bodi yang lebih kecil. Berkat dukungan NanoEdge Display, layar jadi terlihat lebih lapang sehingga tayangan yang kita tonton bisa lebih immersive. Gambar 3 dimensi pada layar seolah hadir begitu hidup di segala sisi kita. Menakjubkan bukan?


Pada sektor layar, VivoBook S14 S433 sudah mampu mereproduksi warna pada color space sRGB hingga 100 persen. Artinya, orang-orang yang berprofesi sebagai content creator seperti fotografer dan Youtuber bisa meminang notebook istimewa ini. Dengan sudut pandang yang lebar mencapai 178 derajat, VivoBook S14 S433 menjanjikan pengalaman nonton yang asyik sebab dilihat dari samping dengan nyaman, jadi bisa ditonton rame-rame. VivoBook S14 S433 terbukti paling trendy dan sangat tipis untuk kategori laptop di kelasnya.

4 | Stiker Eksklusif


VivoBook S14 S433 cocok buat gen Z atau gen alpha karena pilihan warna memikat dan desain yang mewah. Kemewahan itu justru berasal dari area belakang layar yang terlihat polos. Dengan hanya mengadopsi tulisan “ASUS VivoBook” di samping kanan agak ke tepi, terciptalah “ruang kosong” atau disebut negative space dalam dunia desain. Walau mengandung kata negatif, ruang kosong tersebut nyatanya justru sengaja disediakan agar pemilik VivoBook S14 S433 dapat melakukan personalisasi sesuai kepribadian.


Setiap paket pembelian VivoBook S14 S433 dilengkapi dengan stiker eksklusif karya seniman visual asal Jakarta Muchlis Fachri atau yang dikenal dengan Muklay. Negative space yang sengaja dibuat oleh ASUS bisa ditempeli berbagai stiker sesuai keinginan—tentunya yang mencerminkan jiwa muda pelanggan. Bayangkan punya laptop berdesain mewah dengan warna memukau dan bisa ditambah dengan aneka stiker eksklusif yang menjadi ciri atau memperkuat identitas jiwa kekinian, tentulah kita bakal makin percaya diri. Sebuah inisiatif keren dari ASUS!

5 | Fitur Premium


VivoBook S14 S433 bukan hanya keren dari segi desain dan warna, tapi juga canggih dari sisi fitur andalan. Sebagai seri VivoBook tertinggi, fitur-fitur terbaik telah dibenamkan dalam seri ini. Ada fingerprint atau pembaca sidik jari, yang bisa kita manfaatkan untuk login ke Windows 10 tanpa harus mengetikkan password. Kerja bisa makin cepat karena fingerprint di VivoBook S14 S433 sudah terintegrasi ke fitur Windows Hello pada Windows 10. 

Antiribet dan praktis kan? Windows Hello juga memproteksi laptop kita agar aman dari orang iseng yang ingin mengaksesnya. Bukan cuma itu, teknologi fast charging dan backlit keyboard yang diadopsi VivoBook S14 S433 akan menghemat waktu untuk mengecas dan irit konsumsi listrik sehari-hari.

6 | Audio jernih

Yang tak kalah menarik, dan ini yang penting bagi kami sekeluarga, VivoBook S14 S433 dibekali dengan fitur audio berkulitas premium dengan sertifikasi Harman/Kardon. Jadi ingat sama laptop punya kantor dengan audio ini, memang bening dan powerful. Anak-anak kami sangat suka menonton video musik di Youtube atau film anak di laptop. Pantaslah VivoBook S14 S433 ini menyasar kawula muda karena musik adalah bagian integral dari diri mereka. Jaminan kualitas audio terbaik dari Harman/Kardon akan membuat VivoBook S14 S433 semakin dicintai anak-anak sehingga mereka terdorong untuk kian energik dan kreatif.

7 | Konektivitas terbaik

Selama ini saya dan istri bekerja secara hibrida, dengan memadukan kinerja laptop dan smartphone. Kadang menulis draft di ponsel untuk kemudian diekspor ke laptop. Maka konektivitas laptop sangat kami butuhkan. Untunglah VivoBook S14 S433 sudah punya konektivitas modern. Salah satu konektivitas uniknya adalah WiFi 6. Tak perlu saya jelaskan bahwa modul WiFi 802.11ax atau WiFi 6 merupakan teknologi komunikasi data nirkabel generasi terbaru. WiFi 6 dapat mentransfer data tiga kali lebih cepat dibanding koneksi WiFi generasi sebelumnya. Selain itu, kapasitas jaringannya bisa mencapai empat kali lipat lebih banyak dengan latency hingga 75 persen lebih rendah.

Bukan cuma itu, VivoBook S14 S433 pun didukung konektivitas lainnya berupa port USB 3.2 (Gen 1) Type-C yang kami butuhkan. Kecepatan transfer data lewat port jenis ini bisa jauh lebih baik. Kami dapat memanfaatkan port tersebut untuk mengoneksikan VivoBook S14 S433 dengan aneka perangkat eksternal modern lainnya yang mensyaratkan pemakaian USB Type-C sebagai interface-nya.

8 | Performa sempurna


Dengan bodi yang mungil dan ramping, apakah VivoBook S14 S433 mengorbankan kinerjanya? Inilah yang kami suka. Dengan prosesor Intel Core 10th Gen sebagai dapur pacunya, performa notebook ini dijamin digdaya tapi tetap hemat daya. Asyik kan? Kami pikir, prosesor Intel Core i5-10210U cukuplah untuk kebutuhan kami sekeluarga karena ia punya empat core (inti) dan delapan thread. Menurut hasil pengujian menggunakan Cinebench R20 dan PCMark 10, VivoBook S14 S433 berhasil mencetak skor cukup tinggi. Ini artinya VivoBook S14 S433 memang pilihan tepat untuk menemani berbagai kegiatan sehari-hari kami sebagai keluarga.




Bukan hanya prosesor yang gahar, performa grafis pun diperhatikan oleh ASUS. Chip grafis NVIDIA GeForce MX250 dibenamkan dalam VivoBook ini dengan performa yang terbukti cukup kencang bahkan untuk bermain game e-sport. Game kasual apalagi, enteng. Laptop berukuran ringkas dan desain mewah tapi grafis oke, inilah ASUS VivoBook S14 S433!



Penggunaan PCIe SSD berkapasitas 512 GB sebagai media penyimpanan bikin VivoBook S14 S433 semakin andal. Kini memang era Solid State Disk (SSD), bukan Hard Disk yang rentan tergores dan lama dalam memanggil data. SSD besutan Intel didesain khusus dengan Optane Memory berkapasitas 32 GB. Bagi yang belum paham, Optane Memory adalah teknologi eksklusif yang dikembangkan Intel dengan cara memanfaatkan memori tambahan sebagai cache. Berkat cache ini, kecepatan SSD dalam mengakses data yang sering diakses malah lebih cepat. Hal ini berkontribusi pada keseluruhan performa VivoBook S14 S433 yang makin kencang dan gegas. Lagi-lagi cocok untuk kawula muda yang ingin serbacepat.


9 | Baterai tahan lama

Jeroan yang gahar dan performa keseluruhan yang mumpuni tak membuat VivoBook S14 S433 kehilangan keunggulan dalam hal pasokan daya. Baterai yang diadopsi oleh laptop ini berkapasitas 50 Whrs, lebih besar dibanding notebook sekelasnya. Ditandem dengan Intel Core 10th Gen yang memang irit daya, maka VivoBook S14 S433 bisa dipakai selama 12 jam ketika diuji menggunakan PCMark 10 Battery dengan mode Modern Office. Travel blogger, eksekutif muda, atau siapa pun dengan mobilitas tinggi akan diuntungkan dengan memiliki VivoBook S14 S433 karena tak perlu mengecas terlalu sering sehingga bisa tetap fokus pada pekerjaan.


10 | Garansi 2 tahun

Inilah keunggulan lain ASUS yang tak dimiliki brand lain. Sebagaimana seri lainnya, VivoBook S14 S433 dilengkapi dengan 2 tahun garansi global. Ada vendor yang mengklaim memberikan 3 tahun garansi, padahal sebenarnya hanya garansi 1 tahun ditambah 2 tahun gratis biaya jasa. Artinya, kalau ada penggantian spare part pada tahun kedua, kita harus bayar lagi. Berbeda dengan ASUS yang menawarkan 2 Tahun Garansi Global yang benar-benar GRATIS. Semuanya gratis selama masa garansi, baik penggantian spare part maupun biaya perbaikan asalkan itu bukan karena kesalahan pelanggan.


Malah VivoBook S14 S433 dibekali ASUS Perfect Warranty. Perfect Warranty adalah inovasi ASUS pada tahun 2020 yakni layanan garansi ekslusif pada tahun pertama masa garansi notebook ASUS. Ini terbilang layanan premium karena ASUS akan menanggung 80% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian pengguna pada tahun pertama garansi. Nah, enak banget kan, kita yang lalai pun akan disubsidi 80% jadi makin hemat punya laptop ASUS.

Jadi diri sendiri, berbagi bikin berarti

Memiliki laptop serbaguna seperti VivoBook S14 S433 adalah modal penting untuk mendukung profesi dan impian sesuai dengan kepribadian. Berbekal laptop yang stylish dan performa yang istimewa, gen Z dan gen alpha seperti anak-anak kami akan berani mengekspresikan diri sendiri tanpa takut terbebani. Apalagi mereka leluasa menentukan ciri khas lewat stiker eksklusif Muklay yang personal banget. Pilihan warna memikat dan desain mewah notebook dengan material berkualitas bakal bikin penggunanya tampil solid karena mampu berkreasi lebih lama berkat daya tahan baterai hingga setengah hari.

VivoBook S14 S433 bisa dibawa ke mana saja karena ringan dan tak perlu cemas dibobol sebab dilengkapi fingerprint yang terintegrasi langsung ke fitur Windows Hello sehingga login cepat tanpa perlu mengetik password. Main game atau menonton video edukatif di Youtube tetap nikmat karena VivoBook dipersenjatai dengan chip grafis NVIDIA GeForce MX250S14 S433 di dalam bodi tipisnya. 

Inilah laptop modern yang bukan hanya terbaik dari segi konektivitas tapi juga powerful untuk mendukung beragam aktivitas. Tak ada lagi halangan menjadi diri sendiri jika bekerja ditemani VivoBook S14 S433 yang mumpuni di segala sisi.

Berbagi mimpi lewat Kelas Inspirasi (KI)


Saya selalu membayangkan untuk membawa laptop portabel nan ringan tapi desainnya keren dengan performa hebat ke acara Kelas Inspirasi (KI) di kota-kota berbeda. Berjumpa dengan anak-anak di bangku sekolah dasar sungguh kegembiraan tersendiri tapi juga butuh kreativitas agar bisa membagikan impian untuk mereka di pelosok daerah. Seperti pengalaman saya di pedalaman Lamongan, di Ponorogo yang langsung berbatasan dengan Trenggalek, Pemalang yang jauh, hingga Madiun yang sepi.

Sayang sekali laptop saya terlalu berat untuk dibawa bersama pakaian dan alat peraga saat mengajar. Padahal teman relawan lokal yang terlihat membawa laptop ke dalam kelas hampir selalu berhasil memukau anak-anak, menyuntik pikiran-pikiran belia dengan impian untuk maju dan berkembang. Mereka adalah generasi alpha yang sangat peduli teknologi, maka rasanya akan luar biasa jika saya bisa memboyong ASUS VivoBook S14 S433 dan mengajak mereka menggunakannya.

Seperti warna-warna pilihan laptop ini, yang mencerminkan values penting dalam hidup terutama di abad industri 4.0 di mana persaingan sangat sengit. Mereka harus jujur pada diri sendiri dan berani bermimpi untuk masa depan lebih baik meskipun tinggal di pedesaan. Agar bisa bersaing, mereka harus kreatif dan adaptif. Dengan kepercayaan diri dan intuisi yang kuat, ditambah skill dan semangat belajar, mereka akan mencapai kemandirian sehingga tak punya beban untuk terus berkarya. It’s time to dare to be you, it’s time to grab VivoBook S14 S433 to be best version of you!

Tulisan ini diikutkan dalam kompetisi menulis “ASUS VivoBook S14 S433 – Dare To Be You” 




Share:

Belajar Tangguh Dari Wanita

Bisakah kita belajar dari para wanita? Apakah ada pelajaran yang bisa kita petik dengan membaca kehidupan para wanita di sekitar kita? Jawabannya: banyak sekali. Karena fakta menegaskan pengalaman dan perjuangan para wanita ternyata sangat luar biasa. Ini berbeda dengan anggapan seorang atasan saat saya masih bekerja kantoran dulu. Entah dia misoginis ataukah punya trauma masa kecil yang tak mengenakkan, yang jelas dia seolah mendiskreditkan karyawan perempuan dalam konteks pekerjaan atau kebijakan di kantor.

Dijamin undang-undang


Keringanan untuk cuti karena haid, misalnya, dianggapnya tidak produktif karena hanya menghambat terselesaikannya pekerjaan. Padahal itu sudah dijamin oleh peraturan dalam PKB atau Perjanjian Kerja Bersama yang dirumuskan Serikat Karyawan dan perusahaan. Malah pernah ia menyarankan asisten supervisor untuk membiarkan istrinya yang hamil agar pergi sendiri ke dokter. Parah banget kan? 

Wild girl yang mengikuti jejak food vlogger China sukses Li Ziqi

Intinya dia seolah menganggap bahwa punya karyawan wanita itu merugikan karena tidak produktif. Padahal fakta membuktikan para wanita sungguh luar biasa. Bukan hanya bekerja di sektor domestik di dalam dan luar negeri, mereka juga piawai bekerja di ranah profesional, mulai dari penulis hingga dosen dan bahkan petinggi perusahaan.

Youtuber sukses pun kini banyak yang perempuan. Sebut saja Li Ziqi food vlogger China yang meraup miliaran rupiah dalam setahun berkat unggahan videonya tentang makanan. Kegiatan Li Ziqi masak rupanya menginspirasi teman senegaranya untuk mengelola akun serupa yakni video masak-memasak dengan menu lokal yang khas dan digemari viewers.

Adalah kesalahan fatal berasumsi apalagi meyakini wanita itu tidak produktif. Itu kesalahan besar sebab tak ada makhluk hidup di dunia ini yang lebih produktif dibanding kaum wanita. Merekalah yang melahirkan orang-orang dengan otak brilian, sejak Einstein hingga wanita terpintar di dunia seperti Marilyn vos Savant. Keluarga andalan bisa dibentuk oleh wanita jempolan. 
Share:

Sample Text

Copyright © biografi seorang pelupa | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com