Technology

3/Technology/post-list

JX Indonesia, Teman Online Seller untuk Sukses Usaha

“Kak, berat totalnya bisa diubah jadi satu kg? Agar ongkirnya murah.” Begitu bunyi pesan yang masuk dalam inbox marketplace tempat saya berjualan. Calon pembeli ini berminat membeli beberapa buku yang saya jual tetapi merasa terbebani dengan ongkos kirim yang cukup besar karena masuk dua kilogram. Saya lantas menimbang ulang buku-buku yang dia incar dan ternyata bisa dipadatkan jadi satu kilogram.

Singkat kata, transaksinya berhasil dan paket buku pun terkirim ke alamatnya dengan sukses. Namun, dari pengalaman itu saya kembali memikirkan biaya ekspedisi yang selama ini memang menjadi pertimbangan penting saat pembeli akan bertransaksi. Saya pribadi pun akan mengintip ongkir terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian di marketplace mana pun. Pernah suatu kali sudah cocok dengan suatu barang, tapi batal saya beli lantaran ongkir yang melebihi harga pesanan.

Dengan meningkatnya tren pembelian secara online, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, memilih jasa ekspedisi yang tepat adalah solusi untuk mendongkrak penjualan. Bukankah sangat sayang jika produk kita bagus dan disukai konsumen tapi gagal menyambangi mereka hanya karena faktor ongkir yang memberatkan?

Teman online seller dukung UKM dan UMKM

Selain biaya pengiriman, sebagai penjual kita juga mesti selektif dalam menentukan ekspedisi yang andal, yaitu jasa pengiriman yang bisa memastikan barang sampai ke tujuan sesuai estimasi waktu dalam kondisi sebagaimana saat dikirimkan. Dari sinilah saya mengenal JX Indonesia sebagai teman online seller untuk mendongkrak kesuksesan usaha.

Jualan buku dan kopi lewat Instagram atau marketplace Facebook menuntut layanan ekspedisi yang bisa diandalkan. Jangan sampai barang yang kita kirimkan tersesat entah di mana yang berdampak pada nama baik kita sebagai seller. Harap maklum, karena online selling memang mengandalkan kepercayaan. Kecuali jika bertransaksi di marketplace yang sudah mapan dan menyediakan opsi solusi jika terjadi masalah di jalan.

Asyiknya, JX Indonesia hadir dengan menawarkan tiga servis utama, yakni Regular, COD (Cash on Delivery), dan CSOD (Card Swipe on Delivery). Kalau pengiriman reguler pasti sudah akrab, yaitu ketika barang dikirim dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang cukup jauh melalui perjalanan darat atau udara. Pembeli harus membayar lewat transfer bank atau pembayaran digital dan sabar menanti selama 2-3 hari untuk bisa menerima barang pesanan.

Sedangkan COD, sesuai namanya, adalah sistem di mana pembeli baru membayar (Cash) begitu ia menerima barang (on Delivery). Sebelumnya transaksi COD dilakukan langsung oleh pembeli dan penjual di tempat yang disepakati. Saya pun pernah mengalaminya dan segera menyadari kekurangan cara ini karena penjual jadi boros waktu saat menunggu pembeli, belum kalau pembeli tak jadi datang. Sangat merugikan: rugi waktu, tenaga, dan biaya.

Kenapa pilih COD

Syukurlah kini COD semakin mudah berkat kehadiran kurir dari jasa ekspedisi sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Cara COD pada masa kini terbilang banyak manfaatnya dan sangat positif untuk mendukung keberlangsungan UKM dan UMKM yang menjual produk mereka secara online.

1 | Lebih aman

Bagi pembeli, COD adalah cara praktis untuk melindungi uangnya dari transaksi yang mungkin diliputi penipuan. Pernah misalnya ada pembeli yang menerima kabel bekas dan serpihan kertas padahal ia memesan smartphone. Ini terjadi akibat tak dilakukan COD. Dengan cara COD, uang pembeli tak akan berpindah tangan sebelum barang diterima.

2 | Lebih cepat sampai

Keuntungan lain transaksi secara COD adalah barang pesanan cepat sampai di tangan pembeli. Banyak kasus ketika seseorang membutuhkan suatu barang dengan cepat karena harus menuntaskan pekerjaan. Sebut saja mouse laptop yang rusak dan harus segera diganti lantara saya sedang dikejar deadline. Maka kecepatan barang sampai sangat menguntungkan pembeli, dan itu dimungkinkan berkat COD.

COD juga menguntungkan penjual karena uang lebih cepat diterima. Pengusaha skala kecil seperti UKM dan UMKM akan sangat terbantu dengan COD sebab modal cepat kembali dan langsung diputar untuk pengadaan barang baru. Bayangkan jika pakai sistem pengiriman berhari-hari, tentunya uang seolah menggantung di jalan. Apalagi kalau terjadi kerusakan dan nilai barang cukup besar.

3 | Membangun kepercayaan pembeli

Alasan kenapa COD masih diminati oleh para pebisnis online adalah karena sistem bayar dan terima barang di tempat mampu membangun kepercayaan pembeli terhadap kredibilitas penjual. Pembeli bisa menguji apakah produk benar-benar ada jika penjual berani melakukan transaksi secara COD.

COD memberi kepastian bahwa toko online kita benar-benar eksis, bukan toko kaleng-kaleng yang hanya menjual janji dan mungkin saja malah menipu. Dengan cara seperti ini penjualan bisa meningkat karena pembeli sudah percaya pada produk dan bisnis kita. Tak heran jika pembeli melakukan repeat order atau merekomendasikan produk kita kepada teman atau kerabat mereka.

4 | Kemudahan pembayaran

Ini kasus yang sering terjadi di daerah. Di kota kecil kami transaksi secara COD masih menjadi primadona karena beberapa alasan di atas, juga karena alasan keempat ini. Ya, rata-rata mereka lebih senang memegang uang tunai ketimbang secara digital karena dirasa lebih cepat. Mohon maklum, jumlah ATM tak sebanyak di kota besar jadi untuk melakukan transfer butuh waktu dan tenaga. Belum kalau mengantre.

Maka COD adalah solusi yang memudahkan pembeli sebab mereka bisa membayar setidaknya dengan dua cara. Pertama, membayar dengan uang cash ketika kurir datang membawa barang. Uang diserahkan, barang diterima. Beres kan? Kedua, pembeli bisa membayar lewat CSOD atau Card Swipe on Delivery. Cara ini memungkinkan pembeli menggesek kartu kredit atau kartu debit pada mesin EDC yang dibawa oleh kurir. Bahkan lebih praktis karena nominal lebih presisi dan kurir tidak perlu menyiapkan kembalian jika pembeli tak punya uang pas.

Dengan berbagai keunggulan transaksi secara COD, sudah saatnya kita memilih ekspedisi yang menawarkan layanan COD dan CSOD dengan beberapa syarat: pencairan uang lancar, biaya murah, dan uang pembayaran dari pembeli dipastikan aman. Itulah yang membuat JX Indonesia unggul, dengan layanan pengiriman ke lebih dari 3.000 kecamatan di seluruh Indonesia dengan metode pembayaran COD. 


Promo #Serba6Ribu JX Indonesia bikin online seller makin gembira

Sudah banyak online seller yang bergabung dengan JX karena mereka merasakan kemudahan dan kenyamanan COD yang memanjakan para pelanggan. Secara tak langsung, COD berarti turut mendongkrak omzet penjualan karena selain aman, COD juga menawarkan cara pembayaran yang solutif. Maka saya tak ingin ketinggalan dong, segera saya daftarkan online shop yang saya kelola yakni Saung Rumi agar mendapatkan berbagai keunggulan yang ditawarkan.

Proses pendaftaran berjalan cepat, cukup saya lakukan secara online lewat website resmi JX Indonesia. Selanjutnya tim JX mengontak saya melalui WhatsApp untuk mengkonfirmasi dan menindaklanjuti pendaftaran. Saya begitu bersemangat karena melihat prospek dari kerja sama ini. Yang paling menggiurkan saat ini tentu saja Promo #SERBU atau #Serab6Ribu yang sangat bila dilewatkan.

#SERBU adalah singkatan dari #Serba6Ribu yang memberi kemudahan bagi online seller karena ongkir hanya sebesar enam ribu rupiah untuk satu kilogram paket. Caranya gampang, tinggal daftar sebagai partner seperti saya, nanti kita akan dibantu untuk bisa menikmati fasilitas ini sampai akhir Maret 2021. Yap, promo ongkir #SERBU ini berlangsung selama tiga bulan sejak 1 Januari sampai 31 Maret 2021. Jangan sampai melewatkan kesempatan emas ini, teman-teman.

Langsung saja melakukan registrasi dengan mengunjungi www.j-express.id/business-register karena kesempatan meraup untung dan memanjakan konsumen masih terbuka lebar. Dalam promo #SERBU ini kita bisa menikmati layanan COD, CSOD, dan free pick-up tanpa minimum jumlah paket. Betul, kalau sudah jadi member, kita bisa meminta paket dijemput walau cuma satu misalnya. Dan asyiknya kita tidak akan dikenakan biaya tambahan lagi.


Untuk area coverage pick-up dan delivery JX Indonesia untuk promo #SERBU adalah sebagai berikut.

     Origin Jawa – tujuan Jawa

     Origin Sumatera Utara – tujuan Sumatera Utara

     Origin Kalimantan Barat – tujuan Kalimantan Barat

     Origin Kalimantan Timur – tujuan Kalimantan Timur

     Origin Makassar – tujuan Makassar

     Origin Padang – tujuan Padang

     Origin Pekanbaru – tujuan Pekanbaru

     Origin Palembang – tujuan Palembang

Di luar coverage area di atas, maka berlaku harga normal, jadi segerakan ya mumpung masih dalam masa promosi yang menggiurkan. Namun, ingat promo ini hanya bisa dipakai untuk paket berukuran reguler, bukan big item (maksimum 10 kg, baik berat aktual maupun berat dimensi – P 39 cm x L 39 cm x T 39 cm).

Catatan lainnya adalah jenis barang yang dikirim bukan termasuk kategori makanan, minuman, frozen food, tanaman hias, binatang peliharaan, barang pecah belah, atau produk yang dilarang dikirimkan sesuai peraturan pemerintah. Kalau saya sih kirim bubuk kopi dan buku, amanlah. Baik seller baru maupun seller lama bisa menikmatinya.

Promo #SERBU keren ini tidak bisa digabungkan dengan promo atau diskon lainnya ya gengs, jadi segera perbanyak pesanan online agar keuntungan semakin besar kita raup. Untuk S&K promo #SERBU bisa kalian lihat di https://bit.ly/ongkir6ribu atau kulik saja update-nya di akun Instagram dan Facebook JX Indonesia.

Pakai JX Indonesia, yuk!

Dengan membaca keseluruhan tulisan, saya yakin teman-teman bisa menyimpulkan bahwa lewat promo tersebut JX Indonesia berkomitmen kuat untuk menjadi #temanonlineseller dalam mendukung para pebisnis online, terutama para pegiat UKM-UMKM. Jika harus disebutkan, setidaknya ada beberapa kelebihan JX Indonesia sebagai mitra sukses para online seller masa kini.

Pertama, layanan istimewa

System support JX Indonesia meliputi website dan aplikasi tracking untuk customer yang dapat diunduh di PlayStore dan Apple Store, seller dashboard untuk seller yang sudah menjadi klien JX Indonesia dalam keperluan operasional pengiriman seperti pick-up request, dan aplikasi khusus kurir.

Distribution Center (DC) JX Indonesia berada di beberapa kota besar, di antaranya di Jakarta (berlokasi di Kawasan Industri Marunda), Semarang, Surabaya, Makassar,  Pontianak, dan Medan.

Tingkat kesuksesan pengiriman intracity (Jabodetabek) JX Indonesia mencapai 96% dan intercity (luar kota) mencapai 87%. 

Alasan kedua, JX Indonesia dibawahi oleh JD.ID dan Gojek.

Prestise dan kesuksesan dua perusahaan besar itu menjadi jaminan dan keamanan bagi kita untuk melakukan pengiriman ke mana pun. Sebagai startup teknologi yang hebat, JX Indonesia akan menerapkan standar pelayanan berkualitas tinggi. 

Ketiga, melayani berbagai tipe pengiriman

Baik bisnis kita termasuk B2B atau tidak, JX Indonesia bisa melayaninya. Kiriman dalam jumlah besar seperti kargo bisa diakomodasi, mau pengiriman last mile atau cross border last mile juga ada.

Keempat, area jangkauan luas

Dengan promo menarik dan jangkauan area yang luas, saatnya kalian para pebisnis online dan siapa pun yang menjadi online seller untuk melirik JX Indonesia sebagai mitra sukses dalam usaha di masa kini. Pastikan follow akun Instagram mereka di @jx.indonesia dan lihat betapa berbisnis online bisa sangat mudah dan menguntungkan. 

Share:

Mengenal Hastira Soekardi, Perempuan Produktif di Balik Circle of Happiness

SIANG ITU tak terlalu terik, matahari sepertinya ingin memanjakan warga Cirebon--setidaknya itu yang saya rasakan begitu langkah kaki meninggalkan area Keraton Kasepuhan. Walau belum puas berkeliling, tapi sudah saatnya beranjak keluar sebab waktu makan siang semakin dekat. Untunglah hari itu saya ditemani seorang sahabat bloger asli Cirebon yakni Hastira Soekardi yang akrab saya panggil Mbak Tira. Jadi waktu tidak berjalan monoton atau membosankan.

Hastira Soekardi, dekat dengan anak dan peduli pada pendidikan karakter.

Dari keraton kami beralih ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang lokasinya masih dalam satu kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Tak heran jika desain bangunan seperti gerbang atau arsitektur masjid masih kental dengan nuansa kekeratonan. Warna gerbangnya merah, tak jauh dengan Masjid Merah Panjunan yang juga bernilai sejarah.

Gerbang Masjid Sang Cipta Rasa, Cirebon  

Sejak kopdar Desember 2018 itu, saya semakin sering mengikuti sepak terjang Mbak Tira, baik lewat blog maupun akun Instagram. Memang, di usia paruh baya dia ternyata punya segudang kesibukan. Bukan hanya mengampu beberapa blog aktif, tapi juga konsisten mengelola komunitas bernama Circle of Happiness (CoH). Saya pun tergerak untuk mengulik sosoknya untuk diangkat sebagai orang yang berani mengambil aksi, tanpa basa-basi atau mengobral janji, tepat seperti spirit blog ini yakni mengapresiasi people who do sebagaimana tecermin dalam nama domain, hudu.

  

Lingkaran kegembiraan untuk generasi masa depan

Dalam wawancara melalui WhatsApp, Mbak Tira menuturkan Circle of Happiness adalah komunitas yang diramaikan oleh anak-anak usia 3 - 6 SD. Dinamakan circle of happiness atau lingkaran kegembiraan karena ingin selalu menjadi media aktif untuk menebarkan kebahagiaan bagi anak-anak. Nah, untuk membantu saya memahami cita-cita CoH, dia pun mengirimkan logo komunitas ini.


 

"Jadi itu logo dari Circle of Happiness. Bentuk lingkaran artinya kegiatan akan selalu terus (dilakukan). Warna biru melambangkan keceriaan. Anak-anak bergandengan tangan artinya saling bersatu dalam perbedaan, kerja sama. Anak-anak tertawa, (berarti) kegiatan harus bikin anak gembira."

CoH dibentuk tanggal 29 Agustus 2015 oleh tiga orang, yakni Mbak Tira dan dua orang relawan yang ia kenal dari Kelas Inspirasi. Seiring berjalannya waktu, dua orang rekannya mengundurkan diri karena kesibukan masing-masing. Akhirnya Mbak Tira mengelola sendiri, dibantu oleh suami tercinta yang belum lama ini pensiun dini dari tempatnya bekerja. 

Berkreasi dalam seni bukan hanya mengekspresikan keindahan, tapi juga melatih kelembutan hati.

Circle of Happiness (COH) didirikan dengan maksud mendukung pembentukan karakter anak lewat berbagai kegiatan positif seperti memasak, kesenian, crafting, lingkungan, literasi, dongeng, pertunjukan, dan bahkan traveling. Saat berkegiatan di luar itulah Mbak Tira merasa perlu dibantu oleh relawan sebab ia tak mungkin meng-handle semuanya sendirian.

Akan tetapi, CoH juga mendukung kegiatan-kegiatan lainnya termasuk kegiatan akademik karena kegiatan mereka selalu diadakan pada hari Minggu mulai jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Dengan demikian, jam belajar anak-anak di sekolah atau di rumah tak akan terganggu.

Pentingnya pendidikan karakter

Ketika saya tanya faktor apa yang melatarbelakangi dirinya membentuk CoH, ia mengaku terkesan dengan pengalaman selama masih mengajar di sebuah SMA Katolik. Pembelajaran di sekolah itu sangat mengesankan karena harus memuat pembentukan karakter. Ia menyadari bahwa pembentukan karakter ternyata sangat diutamakan di sana. Ketika ia memutuskan berhenti mengajar, ia lantas tergerak untuk bisa terus mengajar lewat komunitas CoH. 

Ia memilih mendirikan komunitas untuk anak berkat pengalaman mengikuti Kelas Inspirasi yang memang melibatkan banyak anak sekolah dasar. Ia percaya bahwa anak-anak akan lebih mumpuni jika pembentukan karakter dilakukan sejak dini. Itulah tujuan CoH akhirnya yakni ingin membentuk karakter anak lewat berbagai kegiatan kreatif dan positif sebagai bekal masa depan, termasuk life skill  seperti memasak.

Memasak bukan monopoli kaum putri, anak putra pun harus menguasainya.

Respons terhadap kegiatan Circle of Happiness 

Bagaimana dengan respons orangtua wali yang anak-anaknya ikut kegiatan CoH? Mbak Tira menjelaskan bahwa secara umum tanggapannya sangat positif. Dia sengaja memilih Desa Nanggela yang terletak di Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan karena ia memiliki rumah istirahat di sana yang kini disulap sebagai rumah kegiatan setiap pekan. Walau berukuran kecil dengan tipe 36, rumah itu masih bisa menampung 30 anak. Namun sejak pandemi jumlahnya dikurangi menjadi 16 anak demi menjaga jarak dan tentu saja tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan. 

Kebanyakan orangtua anak yang belajar di CoH bekerja di luar kota, seperti Jakarta, Bekasi, atau Cikarang. Anak-anak biasanya hidup dalam pengawasan nenek atau paman mereka. Kondisi tersebut menciptakan masalah tersendiri sebab mereka jadi kurang dekat dengan orangtua kandung sehingga masalah pendidikan sangat kurang. "Dan menangani anak-anak yang seperti ini sulit karena mereka tak terbiasa tertib," tutur Mbak Tira serius. 

Anak-anak CoH tengah melakukan eksperimen ilmiah. 

Akhirnya banyak dari mereka yang tidak bertahan dalam CoH alias memilih keluar. Adapun anak-anak yang bertahan adalah anak-anak yang orangtuanya ada di rumah. Mereka merespons dengan sangat positif karena mereka memahami manfaat setiap kegiatan untuk anak-anak mereka. Mbak Tira menyayangkan karena justru anak-anak para pendatang yang lebih antusias mengikuti kegiatan lantaran mendapat dukungan penuh dari orangtua mereka. Miris dan sedih sebab awalnya ia menggagas kegiatan CoH untuk penduduk asli tapi kenyataannya pendatanglah yang malah lebih responsif. 

Kendala bukan seputar dana 

Kendala yang dihadapi CoH bukanlah soal biaya atau dana, melainkan sarana dan prasarana. "Misal saat kelas masak, mau tak mau pinjam garasi rumah tetangga. Belum kalau dibagi 4 kelompok, pinjam garasi orang atau rumah yang masih kosong. Ada beberapa orang yang kurang suka ada kegiatan ini sehingga banyak hal negatif yang ditujukan pada CoH." Penuturan Mbak Tira itu membuat saya terhenyak karena heran kenapa ada yang sewot dengan gerakan positif seperti CoH. 

Ketidaksukaan sejumlah orang terhadap CoH dipicu oleh sebuah insiden. Ada seorang anak yang ditegur karena ia membuat kegiatan kacau ketika sesi belajar di CoH berlangsung. Rupanya ia tak terima dan melaporakan kejadian itu kepada orangtuanya yang kebetulan menjabat sebagai kepala dusun. Dari situ menyebarlah hoaks yang intinya menjelekkan komunitas CoH. 

"Tapi ya aku biarkan saja, toh nanti bakal terlihat mana yang benar atau salah." Imbasnya, ada sejumlah anak yang tidak lagi mau belajar di CoH akibat hasutan yang beredar.

Bagaimana dengan respons pemerintah setempat dan guru-guru di sekeliling? "Sangat kurang," jawabnya singkat. "Jadi seperti berjalan sendiri," imbuhnya yang mengingatkan saya dan istri saat mengelola Saung Literasi di rumah kami dengan dukungan yang minim. Dia menceritakan bahwa  suatu hari CoH ingin melaksanakan gerakan pungut sampah di alun-alun Mandirancan dan mengajak masyarakat sekitar. Namun saat mengajukan izin ke pihak kecamatan, CoH malah dianggap meminta dana. Akhirnya kegiatan pungut sampah tetap dilaksanakan meski tanpa dukungan. 

Itulah sebabnya sampai saat ini setiap kegiatan dilakukan atas swadaya Mbak Tira. Kadang ada yang bersedia mengulurkan donasi tapi tidak sering. Mbak Tira mengaku ia tidak pernah menyebarkan permintaan dana karena kegiatan menyesuaikan kemampuan dana yang mereka miliki.  


Ingin perkenalkan dunia blogging

Ke depan Mbak Tira ingin agar anak-anak CoH mengenal kegiatan IT dan itu menuntut pemasangan jaringan Internet. Anak-anak CoH perlu diperkenalkan pada blog dan potensinya yang besar. Melihat rentang usia anak-anak yang aktif dalam CoH, mereka termasuk generasi Z yang memang sangat akrab dengan teknologi. Maka rencana Mbak Tira sangat relevan untuk membekali mereka dengan pengetahuan memadai agar tak tersesat di belantara maya yang sarat hoaks dan bahaya. 

"Harapan muluknya (bisa) punya tempat kegiatan yang luas, ada tempat kegiatannya, ada perpustakaan, ruang masak, ada ruang komputernya. Kalau enggak bisa ya CoH tetap eksis dengan segala kelebihan dan kekurangannya." Begitu pungkas Mbak Tira yang juga aktif mengajar cooking class di Yayasan Griya Kriya untuk teman-teman berkebutuhan khusus. Produktivitasnya terbukti karena selain anak-anak CoH, para ibu wali murid CoH juga mendapat pelajaran merajut agar mereka sama-sama berkembang seiring anak-anak yang terus belajar.

Untaian Kata Anak Desa Nanggela, kumpulan puisi anak-anak Circle of Happiness 

Semangat Mbak Tira juga terlihat dari diterbitkannya buku kumpulan puisi karya anak-anak CoH yang terhimpun dalam buku berjudul Untaian Kata Anak Desa Nanggela. Buku yang terbit tahun 2020 ini berisi ungkapan tulus anak-anak tentang pandemi, kelestarian alam, dan banyak hal yang dekat dengan kehidupan mereka.

Tentang Hastira Soekardi

Lahir dan besar di kota Bandung, Hastira Soekardi sudah diperkenalkan oleh orangtuanya pada buku sejak kecil sehingga tak heran jika hobi pertamanya adalah membaca. Minatnya pada dunia tulis-menulis tumbuh karena sewaktu aktif sebagai guru ia mendapat tugas mengampu ekstrakurikuler kreatif, salah satunya literasi. Untuk bisa memberi contoh pada siswa, maka ia pun belajar autodidak, lalu ikut beberapa lomba menulis yang kadang pesertanya anak sekolah, tapi itu malah menjadi media berlatih yang membuat kegiatan menulis sebagai kebiasaan. 

Hastira Soekardi, aktif dan produktif dalam banyak kegiatan.

Sudah banyak antologi yang ia hasilkan, baik berupa kumpulan puisi maupun cerpen. Novel pun pernah ia tulis, salah satunya fiksi anak tentang kisah detektif. Setelah tidak aktif mengajar di sekolah, ia mulai mengembangkan hobi crafting, salah satunya merajut yang juga ia bagikan kepada ibu-ibu anak di CoH. Kegiatan lain selain mengajar adalah berkebun. Ia meyakini bahwa mengajar akan terus menjadi prioritasnya, bukan hanya di komunitas CoH tapi di mana saja yang sekiranya membutuhkan kemampuannya.

Buku anak karya Hastira Soekardi yang diterbitkan Mizan (gambar: dokumentasi perpusnas)

Itulah profil Hastira Soekardi yang sangat inspiratif, hudu lovers. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia  juga produktif sebagai seorang penulis, pegiat literasi, relawan sosial, dan bloger, juga Youtuber. Apakah Anda mengenal sosok lain seperti Mbak Tira di sekitar kita? Coba tuliskan di kolom komentar. Siapa tahu profilnya bisa ditampilkan di blog ini pada kesempatan berikutnya.
Share:

Sample Text

Copyright © biografi seorang pelupa | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com