Technology

3/Technology/post-list

JX Indonesia, Teman Online Seller untuk Sukses Usaha

“Kak, berat totalnya bisa diubah jadi satu kg? Agar ongkirnya murah.” Begitu bunyi pesan yang masuk dalam inbox marketplace tempat saya berjualan. Calon pembeli ini berminat membeli beberapa buku yang saya jual tetapi merasa terbebani dengan ongkos kirim yang cukup besar karena masuk dua kilogram. Saya lantas menimbang ulang buku-buku yang dia incar dan ternyata bisa dipadatkan jadi satu kilogram.

Singkat kata, transaksinya berhasil dan paket buku pun terkirim ke alamatnya dengan sukses. Namun, dari pengalaman itu saya kembali memikirkan biaya ekspedisi yang selama ini memang menjadi pertimbangan penting saat pembeli akan bertransaksi. Saya pribadi pun akan mengintip ongkir terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian di marketplace mana pun. Pernah suatu kali sudah cocok dengan suatu barang, tapi batal saya beli lantaran ongkir yang melebihi harga pesanan.

Dengan meningkatnya tren pembelian secara online, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, memilih jasa ekspedisi yang tepat adalah solusi untuk mendongkrak penjualan. Bukankah sangat sayang jika produk kita bagus dan disukai konsumen tapi gagal menyambangi mereka hanya karena faktor ongkir yang memberatkan?

Teman online seller dukung UKM dan UMKM

Selain biaya pengiriman, sebagai penjual kita juga mesti selektif dalam menentukan ekspedisi yang andal, yaitu jasa pengiriman yang bisa memastikan barang sampai ke tujuan sesuai estimasi waktu dalam kondisi sebagaimana saat dikirimkan. Dari sinilah saya mengenal JX Indonesia sebagai teman online seller untuk mendongkrak kesuksesan usaha.

Jualan buku dan kopi lewat Instagram atau marketplace Facebook menuntut layanan ekspedisi yang bisa diandalkan. Jangan sampai barang yang kita kirimkan tersesat entah di mana yang berdampak pada nama baik kita sebagai seller. Harap maklum, karena online selling memang mengandalkan kepercayaan. Kecuali jika bertransaksi di marketplace yang sudah mapan dan menyediakan opsi solusi jika terjadi masalah di jalan.

Asyiknya, JX Indonesia hadir dengan menawarkan tiga servis utama, yakni Regular, COD (Cash on Delivery), dan CSOD (Card Swipe on Delivery). Kalau pengiriman reguler pasti sudah akrab, yaitu ketika barang dikirim dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang cukup jauh melalui perjalanan darat atau udara. Pembeli harus membayar lewat transfer bank atau pembayaran digital dan sabar menanti selama 2-3 hari untuk bisa menerima barang pesanan.

Sedangkan COD, sesuai namanya, adalah sistem di mana pembeli baru membayar (Cash) begitu ia menerima barang (on Delivery). Sebelumnya transaksi COD dilakukan langsung oleh pembeli dan penjual di tempat yang disepakati. Saya pun pernah mengalaminya dan segera menyadari kekurangan cara ini karena penjual jadi boros waktu saat menunggu pembeli, belum kalau pembeli tak jadi datang. Sangat merugikan: rugi waktu, tenaga, dan biaya.

Kenapa pilih COD

Syukurlah kini COD semakin mudah berkat kehadiran kurir dari jasa ekspedisi sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Cara COD pada masa kini terbilang banyak manfaatnya dan sangat positif untuk mendukung keberlangsungan UKM dan UMKM yang menjual produk mereka secara online.

1 | Lebih aman

Bagi pembeli, COD adalah cara praktis untuk melindungi uangnya dari transaksi yang mungkin diliputi penipuan. Pernah misalnya ada pembeli yang menerima kabel bekas dan serpihan kertas padahal ia memesan smartphone. Ini terjadi akibat tak dilakukan COD. Dengan cara COD, uang pembeli tak akan berpindah tangan sebelum barang diterima.

2 | Lebih cepat sampai

Keuntungan lain transaksi secara COD adalah barang pesanan cepat sampai di tangan pembeli. Banyak kasus ketika seseorang membutuhkan suatu barang dengan cepat karena harus menuntaskan pekerjaan. Sebut saja mouse laptop yang rusak dan harus segera diganti lantara saya sedang dikejar deadline. Maka kecepatan barang sampai sangat menguntungkan pembeli, dan itu dimungkinkan berkat COD.

COD juga menguntungkan penjual karena uang lebih cepat diterima. Pengusaha skala kecil seperti UKM dan UMKM akan sangat terbantu dengan COD sebab modal cepat kembali dan langsung diputar untuk pengadaan barang baru. Bayangkan jika pakai sistem pengiriman berhari-hari, tentunya uang seolah menggantung di jalan. Apalagi kalau terjadi kerusakan dan nilai barang cukup besar.

3 | Membangun kepercayaan pembeli

Alasan kenapa COD masih diminati oleh para pebisnis online adalah karena sistem bayar dan terima barang di tempat mampu membangun kepercayaan pembeli terhadap kredibilitas penjual. Pembeli bisa menguji apakah produk benar-benar ada jika penjual berani melakukan transaksi secara COD.

COD memberi kepastian bahwa toko online kita benar-benar eksis, bukan toko kaleng-kaleng yang hanya menjual janji dan mungkin saja malah menipu. Dengan cara seperti ini penjualan bisa meningkat karena pembeli sudah percaya pada produk dan bisnis kita. Tak heran jika pembeli melakukan repeat order atau merekomendasikan produk kita kepada teman atau kerabat mereka.

4 | Kemudahan pembayaran

Ini kasus yang sering terjadi di daerah. Di kota kecil kami transaksi secara COD masih menjadi primadona karena beberapa alasan di atas, juga karena alasan keempat ini. Ya, rata-rata mereka lebih senang memegang uang tunai ketimbang secara digital karena dirasa lebih cepat. Mohon maklum, jumlah ATM tak sebanyak di kota besar jadi untuk melakukan transfer butuh waktu dan tenaga. Belum kalau mengantre.

Maka COD adalah solusi yang memudahkan pembeli sebab mereka bisa membayar setidaknya dengan dua cara. Pertama, membayar dengan uang cash ketika kurir datang membawa barang. Uang diserahkan, barang diterima. Beres kan? Kedua, pembeli bisa membayar lewat CSOD atau Card Swipe on Delivery. Cara ini memungkinkan pembeli menggesek kartu kredit atau kartu debit pada mesin EDC yang dibawa oleh kurir. Bahkan lebih praktis karena nominal lebih presisi dan kurir tidak perlu menyiapkan kembalian jika pembeli tak punya uang pas.

Dengan berbagai keunggulan transaksi secara COD, sudah saatnya kita memilih ekspedisi yang menawarkan layanan COD dan CSOD dengan beberapa syarat: pencairan uang lancar, biaya murah, dan uang pembayaran dari pembeli dipastikan aman. Itulah yang membuat JX Indonesia unggul, dengan layanan pengiriman ke lebih dari 3.000 kecamatan di seluruh Indonesia dengan metode pembayaran COD. 


Promo #Serba6Ribu JX Indonesia bikin online seller makin gembira

Sudah banyak online seller yang bergabung dengan JX karena mereka merasakan kemudahan dan kenyamanan COD yang memanjakan para pelanggan. Secara tak langsung, COD berarti turut mendongkrak omzet penjualan karena selain aman, COD juga menawarkan cara pembayaran yang solutif. Maka saya tak ingin ketinggalan dong, segera saya daftarkan online shop yang saya kelola yakni Saung Rumi agar mendapatkan berbagai keunggulan yang ditawarkan.

Proses pendaftaran berjalan cepat, cukup saya lakukan secara online lewat website resmi JX Indonesia. Selanjutnya tim JX mengontak saya melalui WhatsApp untuk mengkonfirmasi dan menindaklanjuti pendaftaran. Saya begitu bersemangat karena melihat prospek dari kerja sama ini. Yang paling menggiurkan saat ini tentu saja Promo #SERBU atau #Serab6Ribu yang sangat bila dilewatkan.

#SERBU adalah singkatan dari #Serba6Ribu yang memberi kemudahan bagi online seller karena ongkir hanya sebesar enam ribu rupiah untuk satu kilogram paket. Caranya gampang, tinggal daftar sebagai partner seperti saya, nanti kita akan dibantu untuk bisa menikmati fasilitas ini sampai akhir Maret 2021. Yap, promo ongkir #SERBU ini berlangsung selama tiga bulan sejak 1 Januari sampai 31 Maret 2021. Jangan sampai melewatkan kesempatan emas ini, teman-teman.

Langsung saja melakukan registrasi dengan mengunjungi www.j-express.id/business-register karena kesempatan meraup untung dan memanjakan konsumen masih terbuka lebar. Dalam promo #SERBU ini kita bisa menikmati layanan COD, CSOD, dan free pick-up tanpa minimum jumlah paket. Betul, kalau sudah jadi member, kita bisa meminta paket dijemput walau cuma satu misalnya. Dan asyiknya kita tidak akan dikenakan biaya tambahan lagi.


Untuk area coverage pick-up dan delivery JX Indonesia untuk promo #SERBU adalah sebagai berikut.

     Origin Jawa – tujuan Jawa

     Origin Sumatera Utara – tujuan Sumatera Utara

     Origin Kalimantan Barat – tujuan Kalimantan Barat

     Origin Kalimantan Timur – tujuan Kalimantan Timur

     Origin Makassar – tujuan Makassar

     Origin Padang – tujuan Padang

     Origin Pekanbaru – tujuan Pekanbaru

     Origin Palembang – tujuan Palembang

Di luar coverage area di atas, maka berlaku harga normal, jadi segerakan ya mumpung masih dalam masa promosi yang menggiurkan. Namun, ingat promo ini hanya bisa dipakai untuk paket berukuran reguler, bukan big item (maksimum 10 kg, baik berat aktual maupun berat dimensi – P 39 cm x L 39 cm x T 39 cm).

Catatan lainnya adalah jenis barang yang dikirim bukan termasuk kategori makanan, minuman, frozen food, tanaman hias, binatang peliharaan, barang pecah belah, atau produk yang dilarang dikirimkan sesuai peraturan pemerintah. Kalau saya sih kirim bubuk kopi dan buku, amanlah. Baik seller baru maupun seller lama bisa menikmatinya.

Promo #SERBU keren ini tidak bisa digabungkan dengan promo atau diskon lainnya ya gengs, jadi segera perbanyak pesanan online agar keuntungan semakin besar kita raup. Untuk S&K promo #SERBU bisa kalian lihat di https://bit.ly/ongkir6ribu atau kulik saja update-nya di akun Instagram dan Facebook JX Indonesia.

Pakai JX Indonesia, yuk!

Dengan membaca keseluruhan tulisan, saya yakin teman-teman bisa menyimpulkan bahwa lewat promo tersebut JX Indonesia berkomitmen kuat untuk menjadi #temanonlineseller dalam mendukung para pebisnis online, terutama para pegiat UKM-UMKM. Jika harus disebutkan, setidaknya ada beberapa kelebihan JX Indonesia sebagai mitra sukses para online seller masa kini.

Pertama, layanan istimewa

System support JX Indonesia meliputi website dan aplikasi tracking untuk customer yang dapat diunduh di PlayStore dan Apple Store, seller dashboard untuk seller yang sudah menjadi klien JX Indonesia dalam keperluan operasional pengiriman seperti pick-up request, dan aplikasi khusus kurir.

Distribution Center (DC) JX Indonesia berada di beberapa kota besar, di antaranya di Jakarta (berlokasi di Kawasan Industri Marunda), Semarang, Surabaya, Makassar,  Pontianak, dan Medan.

Tingkat kesuksesan pengiriman intracity (Jabodetabek) JX Indonesia mencapai 96% dan intercity (luar kota) mencapai 87%. 

Alasan kedua, JX Indonesia dibawahi oleh JD.ID dan Gojek.

Prestise dan kesuksesan dua perusahaan besar itu menjadi jaminan dan keamanan bagi kita untuk melakukan pengiriman ke mana pun. Sebagai startup teknologi yang hebat, JX Indonesia akan menerapkan standar pelayanan berkualitas tinggi. 

Ketiga, melayani berbagai tipe pengiriman

Baik bisnis kita termasuk B2B atau tidak, JX Indonesia bisa melayaninya. Kiriman dalam jumlah besar seperti kargo bisa diakomodasi, mau pengiriman last mile atau cross border last mile juga ada.

Keempat, area jangkauan luas

Dengan promo menarik dan jangkauan area yang luas, saatnya kalian para pebisnis online dan siapa pun yang menjadi online seller untuk melirik JX Indonesia sebagai mitra sukses dalam usaha di masa kini. Pastikan follow akun Instagram mereka di @jx.indonesia dan lihat betapa berbisnis online bisa sangat mudah dan menguntungkan. 

Share:

Mengenal Hastira Soekardi, Perempuan Produktif di Balik Circle of Happiness

SIANG ITU tak terlalu terik, matahari sepertinya ingin memanjakan warga Cirebon--setidaknya itu yang saya rasakan begitu langkah kaki meninggalkan area Keraton Kasepuhan. Walau belum puas berkeliling, tapi sudah saatnya beranjak keluar sebab waktu makan siang semakin dekat. Untunglah hari itu saya ditemani seorang sahabat bloger asli Cirebon yakni Hastira Soekardi yang akrab saya panggil Mbak Tira. Jadi waktu tidak berjalan monoton atau membosankan.

Hastira Soekardi, dekat dengan anak dan peduli pada pendidikan karakter.

Dari keraton kami beralih ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang lokasinya masih dalam satu kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Tak heran jika desain bangunan seperti gerbang atau arsitektur masjid masih kental dengan nuansa kekeratonan. Warna gerbangnya merah, tak jauh dengan Masjid Merah Panjunan yang juga bernilai sejarah.

Gerbang Masjid Sang Cipta Rasa, Cirebon  

Sejak kopdar Desember 2018 itu, saya semakin sering mengikuti sepak terjang Mbak Tira, baik lewat blog maupun akun Instagram. Memang, di usia paruh baya dia ternyata punya segudang kesibukan. Bukan hanya mengampu beberapa blog aktif, tapi juga konsisten mengelola komunitas bernama Circle of Happiness (CoH). Saya pun tergerak untuk mengulik sosoknya untuk diangkat sebagai orang yang berani mengambil aksi, tanpa basa-basi atau mengobral janji, tepat seperti spirit blog ini yakni mengapresiasi people who do sebagaimana tecermin dalam nama domain, hudu.

  

Lingkaran kegembiraan untuk generasi masa depan

Dalam wawancara melalui WhatsApp, Mbak Tira menuturkan Circle of Happiness adalah komunitas yang diramaikan oleh anak-anak usia 3 - 6 SD. Dinamakan circle of happiness atau lingkaran kegembiraan karena ingin selalu menjadi media aktif untuk menebarkan kebahagiaan bagi anak-anak. Nah, untuk membantu saya memahami cita-cita CoH, dia pun mengirimkan logo komunitas ini.


 

"Jadi itu logo dari Circle of Happiness. Bentuk lingkaran artinya kegiatan akan selalu terus (dilakukan). Warna biru melambangkan keceriaan. Anak-anak bergandengan tangan artinya saling bersatu dalam perbedaan, kerja sama. Anak-anak tertawa, (berarti) kegiatan harus bikin anak gembira."

CoH dibentuk tanggal 29 Agustus 2015 oleh tiga orang, yakni Mbak Tira dan dua orang relawan yang ia kenal dari Kelas Inspirasi. Seiring berjalannya waktu, dua orang rekannya mengundurkan diri karena kesibukan masing-masing. Akhirnya Mbak Tira mengelola sendiri, dibantu oleh suami tercinta yang belum lama ini pensiun dini dari tempatnya bekerja. 

Berkreasi dalam seni bukan hanya mengekspresikan keindahan, tapi juga melatih kelembutan hati.

Circle of Happiness (COH) didirikan dengan maksud mendukung pembentukan karakter anak lewat berbagai kegiatan positif seperti memasak, kesenian, crafting, lingkungan, literasi, dongeng, pertunjukan, dan bahkan traveling. Saat berkegiatan di luar itulah Mbak Tira merasa perlu dibantu oleh relawan sebab ia tak mungkin meng-handle semuanya sendirian.

Akan tetapi, CoH juga mendukung kegiatan-kegiatan lainnya termasuk kegiatan akademik karena kegiatan mereka selalu diadakan pada hari Minggu mulai jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Dengan demikian, jam belajar anak-anak di sekolah atau di rumah tak akan terganggu.

Pentingnya pendidikan karakter

Ketika saya tanya faktor apa yang melatarbelakangi dirinya membentuk CoH, ia mengaku terkesan dengan pengalaman selama masih mengajar di sebuah SMA Katolik. Pembelajaran di sekolah itu sangat mengesankan karena harus memuat pembentukan karakter. Ia menyadari bahwa pembentukan karakter ternyata sangat diutamakan di sana. Ketika ia memutuskan berhenti mengajar, ia lantas tergerak untuk bisa terus mengajar lewat komunitas CoH. 

Ia memilih mendirikan komunitas untuk anak berkat pengalaman mengikuti Kelas Inspirasi yang memang melibatkan banyak anak sekolah dasar. Ia percaya bahwa anak-anak akan lebih mumpuni jika pembentukan karakter dilakukan sejak dini. Itulah tujuan CoH akhirnya yakni ingin membentuk karakter anak lewat berbagai kegiatan kreatif dan positif sebagai bekal masa depan, termasuk life skill  seperti memasak.

Memasak bukan monopoli kaum putri, anak putra pun harus menguasainya.

Respons terhadap kegiatan Circle of Happiness 

Bagaimana dengan respons orangtua wali yang anak-anaknya ikut kegiatan CoH? Mbak Tira menjelaskan bahwa secara umum tanggapannya sangat positif. Dia sengaja memilih Desa Nanggela yang terletak di Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan karena ia memiliki rumah istirahat di sana yang kini disulap sebagai rumah kegiatan setiap pekan. Walau berukuran kecil dengan tipe 36, rumah itu masih bisa menampung 30 anak. Namun sejak pandemi jumlahnya dikurangi menjadi 16 anak demi menjaga jarak dan tentu saja tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan. 

Kebanyakan orangtua anak yang belajar di CoH bekerja di luar kota, seperti Jakarta, Bekasi, atau Cikarang. Anak-anak biasanya hidup dalam pengawasan nenek atau paman mereka. Kondisi tersebut menciptakan masalah tersendiri sebab mereka jadi kurang dekat dengan orangtua kandung sehingga masalah pendidikan sangat kurang. "Dan menangani anak-anak yang seperti ini sulit karena mereka tak terbiasa tertib," tutur Mbak Tira serius. 

Anak-anak CoH tengah melakukan eksperimen ilmiah. 

Akhirnya banyak dari mereka yang tidak bertahan dalam CoH alias memilih keluar. Adapun anak-anak yang bertahan adalah anak-anak yang orangtuanya ada di rumah. Mereka merespons dengan sangat positif karena mereka memahami manfaat setiap kegiatan untuk anak-anak mereka. Mbak Tira menyayangkan karena justru anak-anak para pendatang yang lebih antusias mengikuti kegiatan lantaran mendapat dukungan penuh dari orangtua mereka. Miris dan sedih sebab awalnya ia menggagas kegiatan CoH untuk penduduk asli tapi kenyataannya pendatanglah yang malah lebih responsif. 

Kendala bukan seputar dana 

Kendala yang dihadapi CoH bukanlah soal biaya atau dana, melainkan sarana dan prasarana. "Misal saat kelas masak, mau tak mau pinjam garasi rumah tetangga. Belum kalau dibagi 4 kelompok, pinjam garasi orang atau rumah yang masih kosong. Ada beberapa orang yang kurang suka ada kegiatan ini sehingga banyak hal negatif yang ditujukan pada CoH." Penuturan Mbak Tira itu membuat saya terhenyak karena heran kenapa ada yang sewot dengan gerakan positif seperti CoH. 

Ketidaksukaan sejumlah orang terhadap CoH dipicu oleh sebuah insiden. Ada seorang anak yang ditegur karena ia membuat kegiatan kacau ketika sesi belajar di CoH berlangsung. Rupanya ia tak terima dan melaporakan kejadian itu kepada orangtuanya yang kebetulan menjabat sebagai kepala dusun. Dari situ menyebarlah hoaks yang intinya menjelekkan komunitas CoH. 

"Tapi ya aku biarkan saja, toh nanti bakal terlihat mana yang benar atau salah." Imbasnya, ada sejumlah anak yang tidak lagi mau belajar di CoH akibat hasutan yang beredar.

Bagaimana dengan respons pemerintah setempat dan guru-guru di sekeliling? "Sangat kurang," jawabnya singkat. "Jadi seperti berjalan sendiri," imbuhnya yang mengingatkan saya dan istri saat mengelola Saung Literasi di rumah kami dengan dukungan yang minim. Dia menceritakan bahwa  suatu hari CoH ingin melaksanakan gerakan pungut sampah di alun-alun Mandirancan dan mengajak masyarakat sekitar. Namun saat mengajukan izin ke pihak kecamatan, CoH malah dianggap meminta dana. Akhirnya kegiatan pungut sampah tetap dilaksanakan meski tanpa dukungan. 

Itulah sebabnya sampai saat ini setiap kegiatan dilakukan atas swadaya Mbak Tira. Kadang ada yang bersedia mengulurkan donasi tapi tidak sering. Mbak Tira mengaku ia tidak pernah menyebarkan permintaan dana karena kegiatan menyesuaikan kemampuan dana yang mereka miliki.  


Ingin perkenalkan dunia blogging

Ke depan Mbak Tira ingin agar anak-anak CoH mengenal kegiatan IT dan itu menuntut pemasangan jaringan Internet. Anak-anak CoH perlu diperkenalkan pada blog dan potensinya yang besar. Melihat rentang usia anak-anak yang aktif dalam CoH, mereka termasuk generasi Z yang memang sangat akrab dengan teknologi. Maka rencana Mbak Tira sangat relevan untuk membekali mereka dengan pengetahuan memadai agar tak tersesat di belantara maya yang sarat hoaks dan bahaya. 

"Harapan muluknya (bisa) punya tempat kegiatan yang luas, ada tempat kegiatannya, ada perpustakaan, ruang masak, ada ruang komputernya. Kalau enggak bisa ya CoH tetap eksis dengan segala kelebihan dan kekurangannya." Begitu pungkas Mbak Tira yang juga aktif mengajar cooking class di Yayasan Griya Kriya untuk teman-teman berkebutuhan khusus. Produktivitasnya terbukti karena selain anak-anak CoH, para ibu wali murid CoH juga mendapat pelajaran merajut agar mereka sama-sama berkembang seiring anak-anak yang terus belajar.

Untaian Kata Anak Desa Nanggela, kumpulan puisi anak-anak Circle of Happiness 

Semangat Mbak Tira juga terlihat dari diterbitkannya buku kumpulan puisi karya anak-anak CoH yang terhimpun dalam buku berjudul Untaian Kata Anak Desa Nanggela. Buku yang terbit tahun 2020 ini berisi ungkapan tulus anak-anak tentang pandemi, kelestarian alam, dan banyak hal yang dekat dengan kehidupan mereka.

Tentang Hastira Soekardi

Lahir dan besar di kota Bandung, Hastira Soekardi sudah diperkenalkan oleh orangtuanya pada buku sejak kecil sehingga tak heran jika hobi pertamanya adalah membaca. Minatnya pada dunia tulis-menulis tumbuh karena sewaktu aktif sebagai guru ia mendapat tugas mengampu ekstrakurikuler kreatif, salah satunya literasi. Untuk bisa memberi contoh pada siswa, maka ia pun belajar autodidak, lalu ikut beberapa lomba menulis yang kadang pesertanya anak sekolah, tapi itu malah menjadi media berlatih yang membuat kegiatan menulis sebagai kebiasaan. 

Hastira Soekardi, aktif dan produktif dalam banyak kegiatan.

Sudah banyak antologi yang ia hasilkan, baik berupa kumpulan puisi maupun cerpen. Novel pun pernah ia tulis, salah satunya fiksi anak tentang kisah detektif. Setelah tidak aktif mengajar di sekolah, ia mulai mengembangkan hobi crafting, salah satunya merajut yang juga ia bagikan kepada ibu-ibu anak di CoH. Kegiatan lain selain mengajar adalah berkebun. Ia meyakini bahwa mengajar akan terus menjadi prioritasnya, bukan hanya di komunitas CoH tapi di mana saja yang sekiranya membutuhkan kemampuannya.

Buku anak karya Hastira Soekardi yang diterbitkan Mizan (gambar: dokumentasi perpusnas)

Itulah profil Hastira Soekardi yang sangat inspiratif, hudu lovers. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia  juga produktif sebagai seorang penulis, pegiat literasi, relawan sosial, dan bloger, juga Youtuber. Apakah Anda mengenal sosok lain seperti Mbak Tira di sekitar kita? Coba tuliskan di kolom komentar. Siapa tahu profilnya bisa ditampilkan di blog ini pada kesempatan berikutnya.
Share:

Mengenal Keindahan Sarung Tentrem, Sarung Batik Khas Pekalongan yang Kekinian

Sarung Tentrem? Sobat doers tidak salah baca. Begitulah nama yang diadopsi sebagai jenama atau brand sarung unik produksi Pekalongan yang selama ini dikenal sebagai salah satu Kota Batik di Indonesia. Keunikan Sarung Tentrem bukan hanya lantaran corak batik yang diusungnya, tetapi juga sebab dirintis selama wabah berlangsung. Ini pertanda bahwa optimisme di tengah wabah sebenarnya membuncah di mana-mana, terutama di daerah. Potensi produk-produk lokal ternyata masih besar walau pasar dunia terpengaruh cukup parah oleh pandemi berskala global.

Peluang itulah yang ditangkap oleh Edo, pemuda asal Pekalongan yang menggawangi Sarung Tentrem. Di saat pandemi, dia malah merintis usaha dengan semangat menyala. Dia yakin UMKM bisa survive selama punya keunikan dan ciri khas tersendiri. Seperti Sarung Tentrem yang ia kelola saat ini. Meskipun baru berjalan sekitar 6 bulan, usahanya terbilang eksis dan mendapat respons luar biasa dari konsumen.

Sarung Tentrem, pelopor sarung batik modern handmade Indonesia 


Merawat khazanah lokal

Berawal dari keprihatinannya terhadap banyaknya pengrajin batik cap yang kehilangan pekerjaan di tempat tinggalnya, lelaki bernama M. Eddy Firdaus ini pun tergerak untuk memberdayakan keterampilan mereka agar dapat mendatangkan penghasilan. Selain meraup keuntungan, tujuan yang tak kalah penting didirikannya usaha Sarung Tentrem adalah semangat untuk merawat tradisi yakni mempertahankan khazanah batik khas Pekalongan yang sudah turun-temurun sebagai budaya adiluhung.

Membidik konsumen pada segmen menengah ke atas, sarung batik yang diusungnya ternyata meraup perhatian di kalangan pencinta batik, terutama kaum lelaki sebagai target pasar. Dengan mengandalkan teknik pengerjaan cap, Sarung Tentrem tetap mengedepankan added value dalam produknya sebab optimistis ada pasar besar yang bisa disasar. 


Nilai plus atau keunggulan Sarung Tentrem dibanding sarung batik kebanyakan adalah dihilangkannya pola sorot atau pola tengah yang biasa kita jumpai pada sarung kompetitor. Walhasil, ketiadaan pola sorot itu menjadikan desain batik pada sarung Tentrem lebih fleksibel dan lebih segar. Berbekal material sarung yang bermutu dan corak yang dinamis, Edo berharap bisa merangkul pasar yang lebih luas, bukan orang Jawa semata. Dengan kata lain, sarung bisa dipakai oleh pria mana pun tanpa memandang ras, budaya, dan agama mereka.  

Keunikan lain sarung batik milik Edo adalah ukuran kain yang lebih lebar dibanding sarung batik pada umumnya. Kelonggaran ukuran ini membuat sarungnya ideal untuk dipakai dalam berbagai suasana dan kebutuhan. Jika kaum wanita selama ini dimanjakan dengan daster batik, maka sarung batik Tentrem dapat diandalkan oleh kaum pria untuk kondisi apa pun; suasana santai atau acara resmi tak masalah, dan bahkan dalam upacara keagamaan pun sarung ini nyaman digunakan.   

“Untuk respon alhamdullillah, Mas, pada masa pandemi ini kami juga dapat eksis. Mungkin karena desain sarung kami yang beda,” ujar Edo dalam wawancara melalui WhatsApp. Boleh dibilang Sarung Tentrem menjadi pelopor sarung batik modern handmade Indonesia karena batik capnya masih dikerjakan secara manual, bukan dengan mesin otomatis pabrikan. 

Lewat produk berlabel Sarung Tentrem bertekad untuk dapat mempertahankan budaya sarung, dengan menanamkan identifikasi yang berbeda dari produk sarung lainnya sebagai inovasi dalam kompetisi pasar sarung secara umum.

Sampai ke Singapura

Bagaimana dengan serapan pasar? Walau belum genap setahun bisnisnya beroperasi, ia menuturkan bahwa konsumennya sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke atas dan didominasi oleh konsumen lokal dari Pekalongan. Akan tetapi, kota-kota lain di Indonesia dan bahkan mancanegara, seperti Malaysia dan Singapura pun mulai menyerap produknya. 

Bahan dan motif Sarung Tentrem sangat bagus sehingga layak dipinang. dipilih

Antusiasme pembeli Sarung Tentrem memang bisa diprediksi sebab mutu bahan dan desainnya yang bagus. Apalagi Edo membentuk beberapa tim yang mencakup tim branding, tim marketing, dan tim content creator untuk mendukung kelancaran usahanya. Di bawah kepemimpinan Edo, seluruh tim bekerja dengan solid sebagai satu kesatuan. 

“Semuanya warga lokal, dan sangat antusias.”--Edo

Tim yang ia bentuk semuanya berasal dari warga lokal sehingga terjadi pemberdayaan sosial yang positif. Semuanya antusias karena menyadari bahwa Pekalongan masih punya kekayaan lokal lain yang bisa mereka eksplorasi lebih jauh untuk kemudian dikemas sebagai produk potensial di pasar nasional ataupun global.

Keluwesan desain membuat Sarung Tentrem tampil unik untuk segala situasi.
 

Berkah dunia digital

Memulai usaha saat dunia dilanda wabah ternyata punya kisah tersendiri. Berkat digital marketing yang kini marak dan menjadi tren positif penjualan produk, baik barang ataupun jasa, penjualan Sarung Tentrem terbukti cukup efisien secara online yang mencapai 90% dari total sales. Sekitar 70% dari angka itu disumbang oleh transaksi melalui website resminya di sarungtentrem.com. Ini sungguh berkah kecanggihan teknologi informasi saat semuanya serbaterkoneksi di era IoT atau Internet of Things.

Transaksi digital begitu dominan dengan sejumlah alasan. Pertama, prosesnya cepat dan praktis. Tanpa harus meninggalkan rumah, apalagi saat pandemi, kita bisa melakukan transaksi lewat smartphone atau laptop. Dengan beberapa kali tekan, transaksi beres dan barang akan dikirim ke alamat kita. Tanpa harus berpanas ria untuk menawar atau mengunjungi gerainya secara offline. Apalagi Sarung Tentrem menawarkan teknik pembayaran yang cukup lengkap, mulai dari transfer ke rekening bank, lewat kartu kredit, dompet digital (e-wallet), dan gerai minimarket. 

Berbagai kemudahan itu semakin mendongkrak penjualan karena konsumen jadi tak ragu bertransaksi. Ditambah tim marketing yang gencar merambah di media sosial setiap hari, lewat copywriting yang jitu dan promosi yang selektif, maka Sarung Tentrem makin dekat kepada konsumen lewat gawai mereka.

Desain dan corak Sarung Tentrem sangat khas, tidak kaku dan memikat.

Berbasis kemandirian

Sejauh ini Edo dan timnya masih mengandalkan pembiayaan mandiri alias swadaya lantaran setiap ide dieksekusi step by step dengan melibatkan tim produksi dan tim marketing agar keduanya sinkron dalam mengejawentahkan value produk. Yang menjadi fokusnya adalah bagaimana agar SDM pengrajin ditingkatkan agar dapat mengimbangi melonjaknya permintaan atas produk yang bermutu mengingat sarung ini dikerjakan secara handmade yang membutuhkan ketelatenan dan dedikasi. 

Dari Edo kita belajar bahwa membangun bisnis tak harus menunggu semuanya ideal dan serbamapan. Sarung Tentrem justru tumbuh di saat dunia dilanda pandemi. Kuncinya adalah menangkap peluang lalu melahirkan produk dengan sentuhan kreativitas seperti sarung batik yang unik dengan mengoptimalkan khazanah budaya lokal.

Ingin memiliki sarung batik yang indah dan khas Pekalongan agar tampil kekinian? Silakan mengunjungi situs resmi atau akun Instagram-nya. Sebagai pelopor sarung batik modern handmade Indonesia, tak berlebihan jika sarung ini terus mendapat tempat di hati penggemar sarung di Indonesia.  

Share:

Yang Ingin Diperbaiki Tahun 2021 aka Semacam Resolusi

Bulan Januari sudah memasuki pekan ketiga. 2021 sudah hampir menuntaskan satu bulan. Saya belum tergoda menyusun resolusi karena ya entahlah setiap resolusi kadang menjadi daftar belaka tanpa memberi kekuatan yang bermakna. Akhirnya menjadi rutinitas tahunan yang kehilangan nyawa. Berikut ini beberapa hal yang ingin saya perbaiki pada tahun 2021, dengan harapan bisa lebih baik dan bermutu dibanding saat tahun sebelumnya. 

Saya tak menyebut resolusi, hanya semacam resolusi, sebab hal-hal ini sebenarnya sudah ada pada tahun 2020 silam dan ingin saya tingkatkan, ingin saya perbaiki agar kualitasnya menyentuh batas kepuasan. Bukan melulu dari kuantitas tetapi juga kualitas. Tidak harus berupa pencapaian materiil kan? Apa saja itu?


1 | Shalat lima waktu

Shalat menempati urutan teratas karena ini menurut saya lini yang cukup parah. Selama tahun 2020 akibat pandemi saya nyaris tak berjemaah di masjid. Sebaliknya, kami shalat di rumah dan biasanya malah malas berjemaah. Inilah PR terbesar saya tahun ini: memperbaiki frekuensi jemaah dan meningkatkan kekhusyukan, tidak terburu-buru atau shalat sekadar menggugurkan kewajiban.

2 | Active & Mindful Blogging

Saya ingin lebih aktif melakukan update tulisan untuk beberapa blog yang selama ini saya kelola. Bukan hanya blog utama, tapi juga blog sekunder dan terutama blog komunitas. Dengan demikian saya mesti memperbaiki manajemen waktu sehingga tidak sampai kewalahan, lebih-lebih membagi waktu untuk menulis artikel lomba. 

Dan yang paling penting, blogging harus mindful, harus purposeful, ada tujuan dan maksud yang jelas. Sebisa mungkin punya impact positif atau manfaat buat pembaca. Tidak hanya mengejar kuantitas atau yang membawa keuntungan materi saja, tapi lebih banyak konten positif sesuai blog ini awal dibangun yakni membagikan kisah inspiratif dari orang-orang biasa.

3 | Valuable contest

Saya ingin lebih selektif mengikuti lomba blog atau lomba menulis apa saja. Kalau bisa sih kuantitas meningkat tapi tetap selektif sesuai preferensi dan prinsip pribadi. Jangan sampai asal hantam, asal ikut karena hadiahnya besar atau menggiurkan. Sudah saatnya ikut lomba karena saya paham temanya dan benar-benar mendukung produk atau jasa yang dilombakan. 

Nah, jelas itu bukan lantaran gebyah uyah, ikut apa saja bahkan untuk penyelenggara yang melanggar aturan legal dan mengorbankan kemaslahatan umat. Pengin meraih keuntungan sih tak masalah, tapi ada batasan dan aturan yang harus dijaga. Enggak sembarang ikut-ikutan karena banyak yang membidiknya.

4 | Better Father

Saya merasa belum bisa mendampingi anak-anak dengan baik. Masih terpancing untuk marah, gampang emosional bahkan terhadap hal kecil yang tak bisa saya tahan. Jelas saya belum bisa sabar, belum bisa legowo dan menerima kenyataan saya sebagai seorang ayah. Hanya membanggakan prestasi atau keterampilan anak tanpa mau menerima sisi negatif yang belum sinkron dengan jiwa saya. Saya menghendaki hal ideal tapi tak berupaya melakukan perbaikan pribadi secara optimal. Itu PR besar, terutama memberikan reward yang sepadan buat duo Xi.

5 | More and deeper gratitude

Tahun 2020 terlalu banyak hal yang membuat saya marah. Rasanya apa saja terasa enggak benar di mata saya. Kenyataan terlalu pahit untuk saya anggap sebagai berkah. Tetangga julid, teman enggak beres, komunitas tidak keruan, masyarakat kacau, dan tata pemerintahan yang acakadut. Lebih-lebih pandemi yang belum usai sampai saat ini. 

Semua membuat tingkat stres semakin tinggi. Beban semakin menekan hati. Maka PR tahun ini adalah berusaha bagaimana lebih bisa melihat peluang atau sisi positif suatu hal. Tidak gampang terpancing isu atau keadaan yang tidak enak. Tidak mudah terbuai oleh pesona-pesona palsu yang sebenarnya tidak ada manfaatnya. Trivial, tidak substansial.

Harus lebih banyak yang disyukuri. Dan yang sudah disyukuri, maka rasa syukurnya mesti diperdalam, ditambah dengan perbuatan follow-up yang lebih berarti. Tak sekadar ucapan syukur tapi ada tindakan nyata yang mencerminkan kerelaan hati berbagi dan terus belajar. Pada banyak kasus sering kali saya malah menemukan keajaiban di luar dugaan dalam hidup, sungguh life beyond expectation.

Hanya 5 tapi tak mudah

Hanya lima daftar tapi sulitnya bukan main. Terbayang kerja keras yang harus saya tingkatkan. Sudah tampak bayangan untuk mengerahkan segala potensi agar memenuhi ekspektasi. Banyak belajar, banyak berjejaring, banyak berdoa, dan pasrah kepada Tuhan. 

Apa arti resolusi kalau tidak diimbangi dengan semangat belajar dan memperbaiki diri? Apa artinya tekad kalau tidak diikuti dengan keberanian untuk mengambil risiko, termasuk jika harus dibenci orang atau menjadi public enemy? Apakah relevansi resolusi bila tak ada gairah untuk lebih produktif?

Bagaiman dengan sobat doers? Adakah yang ingin dicapai tahun ini? Silakan bagikan di kolom komentar. Siapa tahu ingin meraup kesuksesan di dunia digital jadi bisa saling bersinergi dan mendoakan.


Share:

Perlukah Menyusun Resolusi?

Tahun 2020 akan berkahir dan tahun 2021 segera kita jelang. Seolah menjadi ritual tahunan, banyak orang yang tergoda untuk membuat resolusi tahun baru. Apakah penting menyusun resolusi? Apakah aneh jika kita tak membuat resolusi apa pun? Perlukah pertanyaan ini kita jawab? Kalaupun bisa menemukan jawaban, apakah jawaban itu berkorelasi positif terhadap pencapaian hal-hal yang kita catat dalam daftar resolusi?

Sungguh menantang memang memang sebab kita berada dalam kondisi pandemi yang tak kunjung terhenti. Korban berjatuhan setiap hari, pasien di rumah sakit membludak, sarana kesehatan nyaris lumpuh sementara warga seolah tak peduli atau sengaja abai dengan berbagai alasan, salah satunya mencari penghidupan. Ya memang tak bisa disalahkan karena rezeki memang penting tapi mengabaikan protokol kesehatan juga tak bissa dibenarkan.

Hidup kadang mirip naik bianglala; naik turun tak terduga tapi bisa kita siapkan semangatnya.

Jangan menyerah, tetap semangat!

Menyusun resolusi jadi hal yang tricky. Membuat serangkaian hal yang ingin kita capai mungkin mudah tapi bagaimana dengan realisasinya? Kondisi serbatak menentu sekarang membuat kita gamang. Namun punya resolusi atau tidak, yang penting adalah niat dan komitmen untuk berkembang, untuk mencapai kemajuan dalam setiap gerak. Jangan pesimistis menghadapi keadaan sebab tak ada hal yang langgeng seperti ini, termasuk musibah yang kita hadapi.

Betapapun berat, saya sendiri ingin menyemangati diri sendiri karena akhir tahun begitu banyak ujian. Apa boleh dikata, kita hanya manusia yang harus menjalani garis nasib. Namun sekali lagi, jangan pernah menyerah sebab kita bisa berusaha, memulihkan keadaan dan memperbaiki takdir dengan doa dan tawakkal. Mengubah nasib dengan kerja keras dan amal kebajikan di mana saja, kapan pun juga.

Ibarat menaiki bianglala, kondisi bisa berubah kapan saja; naik turun tapi bisa kita antisipasi. Semangat dan antusiasme jangan dilupakan. Apakah sobat doers sudah membuat resolusi? 

Share:

Jurus Produktif Meraup Rezeki di Tengah Pandemi

   

“Terharu banget … ada kenalan yang ternyata udah ga punya makanan sama sekali. Duit apalagi. Udah dari kapan makannya bihun digoreng gitu aja, pakein kecap.

Begitulah cuitan Mbak Nunik, teman sesama bloger yang juga penulis saat mengomentari program Canthelan yang saya unggah dalam utas di Twitter akhir September lalu. Ia merasa prihatin setelah mendengar kenalan yang sudah seperti keluarga sendiri tapi tak bisa makan nasi selama beberapa hari. Di rumahnya ia masih bisa makan teratur padahal jarak rumah mereka hanya sekitar 1 kilometer di daerah Jakarta Timur.

Berikut ini cuitan lengkapnya. Kenalannya itu habis terkena PHK sehingga terputuslah sumber ekonomi untuk sementara waktu, begitu mendadak.

Ini menunjukkan bahwa pandemi memang berdampak sangat parah terhadap daya beli masyarakat dari segi ekonomi. Wabah Covid-19 yang sudah 7 bulan mendera dunia memang mengubah pola kehidupan normal sebelumnya. Pola interaksi dan cara mencari uang pun berubah. Namun memasuki era new normal atau kelaziman baru, jangan sampai kita kehilangan semangat sehingga produktivitas runtuh dan mengancam terpenuhinya kebutuhan ekonomi.

Jurus Produktif Selama Pandemi 

Adaptasi sangat dibutuhkan agar kita bisa bertahan. Produktivitas harus kita pertahankan sebagai bekal mewujudkan kebutuhan selama tinggal di rumah. Wabah memang sangat memukul lini-lini kehidupan kita cukup parah, tapi pandemi tak perlu jadi penghalang kita untuk tetap berkarya dan bahagia. Coba deh beberapa jurus produktif berikut ini.

 #1 Tentukan prioritas

Para pakar manajemen sering mengingatkan bahwa produktivitas tergantung dari kemampuan kita dalam menyusun daftar target menurut skala prioritas. Kejelian mengatur skala prioritas akan menghemat tenaga, waktu, dan sumber daya lain yang kita miliki.

#2 Manajemen waktu

Ini problem manusia modern, apalagi bagi saya yang memutuskan hidup sebagai full-time blogger. Tanpa manajemen waktu yang baik, mustahil hasil optimal bisa kita dapatkan. Alih-alih memuaskan, pekerjaan kita malah bisa berantakan akibat waktu yang tak dikelola dengan taktis. Saya biasanya membuat daily planner untuk membantu merampungkan setiap kegiatan agar tidak berujung pada kewalahan. Mana yang harus diselesaikan hari itu sesuai jam dan urgensinya, itu sangat membantu.

#3 Olahraga

Agar aktivitas ekonomi terjaga, jangan lupa berolahraga. Kebugaran fisik makin dibutuhkan ketika wabah tak kunjung hilang. Olahraga bisa menjadi sarana efektif untuk menjaga stamina dan mengusir penyakit sekaligus mencegah stres. Demi terlaksananya aktivitas-aktivitas penting setiap hari, tubuh harus selalu sehat. Sesederhana apa pun olahraganya, pastikan konsisten dijalankan.

#4 Manajemen stres

Kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan kesehatan physical. Kendalikan stres agar tidak memengaruhi pikiran dengan beban yang tak perlu. Sesekali lakukan relaksasi atau refreshing seperti berjalan ke taman kota, baca buku, atau menonton film untuk meredakan stres. Jika memungkinkan, bagilah tugas-tugas demi mengurangi tekanan.

#5 Kolaborasi


Abad ke-21 menuntut kita punya empat skill utama yang disebut 4C: Communication, Collaboration, Creativity, dan Critical Thinking. Dengan kolaborasi pekerjaan berat bisa cepat diselesaikan. Bekerja sama dan membangun kemitraan dengan orang lain berpotensi cepat mengantar kita kepada kesuksesan. Dengan melibatkan banyak peran, target akan mudah dicapai dibanding sendirian. Dalam hal ini, jangan lupa untuk memperluas jaringan (networking) agar mudah membangun sinergi kolaboratif.

#6 Manfaatkan teknologi

Memasuki Industri 4.0, semua lini kehidupan kita nyaris hadir terkoneksi dalam dunia serbadigital. Inilah era IoT atau Internet of Things. Kecanggihan gadget dan teknologi informasi makin memudahkan hidup kita. Jangan ragu memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Berbekal Internet kita dapat melakukan banyak hal: belajar, berjualan, membeli barang, menambah teman, dan bahkan mendeteksi potensi bencana, termasuk peta wabah terkini.

Berkat akselerasi teknologi yang kecanggihannya sangat luar biasa, tak ada alasan untuk tidak menggunakannya demi menunjang kehidupan kita, termasuk untuk meraup pundi-pundi rezeki di masa sulit ini. Menghasilkan pendapatan dengan memanfaatkan Internet di masa Covid-19 bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Tanpa perlu meninggalkan rumah, kita tetap bisa berburu dolar atau rupiah. 

Cara dapat uang walau pandemi menyerang  

Dengan kepala dingin dan hati yang tenang, kita bisa bangkit di saat wabah menerjang. Optimisme dan harapan harus selalu dipupuk meskipun kondisi sekeliling seolah kian terpuruk. Nah, apa saja peluang yang bisa dicoba agar rezeki tetap mengalir di tengah pandemi yang bikin ketar-ketir?

1 | Pulsa/paket data

Dengan dibatasinya aktivitas di luar rumah, banyak orang akhirnya lebih banyak bertahan di rumah alias stay at home. Mulai dari baca buku, main games, dan berbelanja online, semuanya mengandalkan jaringan Internet karena bisa diakses dengan mudah di gadget. Belum lagi aktivitas di media sosial yang tentunya membuat konsumsi pulsa dan paket data meningkat. Inilah potensi paling gampang yang bisa kita kerjakan guna mereguk keuntungan finansial. Sekarang apa sih yang tidak pakai Internet? 

2 | Camilan homemade 

Seorang relawan NBC (Nasi Bungkus Community), sebut saja Mama Zil, yang tinggal tak jauh dari rumah saya memanfaatkan keahliannya membuat sambal untuk dijual secara online. Aneka sambal ia produksi, mulai dari sambal bajak, terasi, sambal ikan, dan sambal boranan khas Lamongan ia bikin dengan semangat. Berjualan secara online memang praktis dan hemat karena tak perlu sewa tempat. Ada juga donat kentang yang ia buat sesuai pesanan untuk pasar sekitar sini.

Adapun pembeli sambalnya, ada yang dari dalam kota hingga Bandung, dan bahkan mencapai Rusia setelah dibantu oleh dinas perdagangan setempat. Keren kan? Saat wabah begini orang betah di rumah tapi harus ngemil. fMereka cenderung membeli produk atau berbelanja lewat gadget secara online. Tak perlu takut terpapar wabah sebab cukup duduk manis di rumah.

3 | Masakan matang

Mama Zil juga jago memasak lauk yang beragam. Ya tentunya menu yang sesuai selera lokal. Membuka usaha kulinerf di rumah tak kalah potensial kok. Tak sedikit keluarga yang menganggap bahwa membeli lauk matang relatif lebih murah ketimbang memasak sendiri. Malah dengan adanya jasa delivery, pesan apa pun kini bisa sampai ke tangan pembeli dengan aman. Bisnis masakan rumahan sangat menjanjikan juga karena orang sering butuh selingan dibanding menu buatan mereka sendiri. 

4 | Geluti freelancing

Saat pindah ke Lamongan tahun 2017 silam, saya mantap menggeluti dunia blogging dan freelancing. Saya tak mungkin bekerja lagi karena faktor usia dan kesehatan. Untunglah saya sudah aktif ngeblog sejak 2012 sehingga masa panen mulai saya rasakan ketika pindah. Memanfaatkan Internet untuk mendulang rupiah sangat tepat dilakukan saat ini. Lagi-lagi tanpa perlu meninggalkan rumah, rezeki bisa kita raih. Saya malah pernah mendapat job menulis ulasan dari orang Italia dengan fee 100 dolar AS. Menggiurkan tidak?

Selain blogging, pekerjaan freelance lain yang saya tekuni adalah desainer grafis, dalam hal ini menjadi lay-outer buku. Profesi ini terbilang tak sengaja dan saya pelajari secara autodidak sejak tahun 2016. Kalau blogging dan lay-outing sepi, saya mencari peluang dari jasa penerjemahan, yang juga sudah saya mulai sejak tahun 2009. Satu lagi adalah editor lepas yang pernah saya tekuni sebagai pekerjaan profesional saat masih bekerja di penerbit 14 tahun lalu. 

Kadang keempat job itu datang silih berganti atau sesekali berbarengan. Selama ada jaringan dengan banyak orang, orderan biasanya selalu ada. Jadi, kalau Anda berminat meraup duit dari Internet selama  pandemi, pertimbangkanlah menjadi blogger. Dari hari ke hari profesi bloger kian dilirik oleh brand sehingga potensi ekonominya menjanjikan. Bulan lalu saya menghadiahkan domain murah kepada seorang bloger pemula yakni teman istri yang kebetulan single mom. Saya lihat ia rajin menulis sehingga blognya potensial digarap. 


Saya ceritakan betapa asyiknya mendapat aneka hadiah, baik barang maupun uang, dari blog yang saya kelola. Lomba-lomba blog makin banyak digelar yang menawarkan hadiah uang cukup besar. Saya sendiri pernah mendapat kamera mirrorless, laptop, dan smartphone dari lomba blog, serta uang tunai tentu saja. Rezeki lain kadang berbentuk tawaran menulis dari agency lewat email dengan tema dan bayaran tertentu.  

Jika kurang minat menulis di blog, kita bisa menjajal dunia jeprat-jepret sebagai fotografer. Toh kini makin banyak kafe dan UKM yang butuh jasa foto produk. Wulan di Mojokerto dan Koh Deddy di palembang adalah dua teman narablog yang menekuni jasa fotografi seperti ini. Selain ngeblog, mereka meraup rezeki dari kamera.  

5 | Konsultan

Tak ada paksaan buat menulis, jadi selalu ada opsi lain yang bisa digeluti. Misalnya menjadi konsultan sesuai dengan keahlian atau kemampuan kita. Keterampilan khusus seperti menulis bisa dijadikan sebagai lahan rezeki loh. Seperti Mbak Kiki, bloger single parent yang tinggal di Jakarta. Ia punya anak didik yang ia bimbing dalam hal penulisan. Uniknya anak ini mengidap sindrom Asperger sehingga harus diajar secara langsung--kebetulan mereka tinggal berdekatan. 


Anda bisa menawarkan kelas online baik lewat Zoom ataupun Google Meet untuk pengguna yang ingin belajar atau memperdalam sesuatu. Bukan hanya lebih hemat dan cepat, kepraktisannya juga membuat kita bisa multitasking dengan pekerjaan lain asalkan diimbangi dengan manajemen waktu yang baik. Masih ada bidang lain yang juga menjanjikan yaitu jasa perencanaan keuangan. Financial planning kini makin relevan sebab orang kudu paham mana yang penting dan sekunder terutama kebutuhan untuk investasi.

6 | Jadi reseller

Bila tak punya produk sendiri, atau tak suka memasak, kita bisa melirik reselling. Ada banyak sekali barang yang bisa kita jual lagi kepada pembeli dengan harga dan varian yang beragam. Mulai dari frozen food, camilan (snack), masker, hand sanitizer, pakaian, dan minuman kesehatan bisa kita dapatkan lalu jual kembali. Semuanya adalah komoditas yang menguntungkan asalkan kita bisa melihat peluang dan mau bergerak tanpa pikir panjang atau malu-malu. 

Saya sendiri selama pandemi telah melakoni dunia reselling. Saya dan istri membantu teman yang memproduksi madu sehat di Semarang untuk kami jual di Lamongan. Lalu ada bumbu pecel khas Blitar yang kami dapatkan dari relawan NBC asal kota tersebut. Terakhir adalah hand sanitizer yang kami peroleh dari adik untuk kami jual lagi kepada teman dan kenalan. Ya ada saja yang membeli asalkan kita mau menawarkan, alhamdulillah. 

Malas jualan produk? Jangan khawatir, ada cara lain untuk mendapat uang tanpa repot menawarkan barang. Cara ini bahkan boleh dibilang nirmodal alias tanpa dana yang harus disetor di awal. Beberapa seller barang kadang mensyaratkan pembayaran sebagian saat kita mendapat barang. Kita bisa mencoba program afiliasi yang lebih longgar tapi sangat menjanjikan.

 

Sebut saja program afiliasi yang ditawarkan oleh banyak penyedia hosting di Indonesia. Cukup dengan menjajakan layanan hosting dari Sahabat Hosting, kita berpeluang meraup jutaan rupiah. Cuma berdiam di rumah saja. Ketika orang yang kita referensikan berhasil mendaftarkan diri lewat link referral kita, nah kita tinggal menanti komisi sampai dengan 25% dari paket yang dibeli. Coba lihat bagan berikut ini, bikin ngiler kan? 

Gampang dan menguntungkan, begini caranya!

Bukan cuma tanpa modal dan keuntungannya besar, program afiliasi di Internet juga sangat mudah dioperasikan. Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana, pundi-pundi tabungan kita bisa bertambah -- sangat produktif untuk meningkatkan dana cadangan selama masa wabah covid-19. Masih berat ikut afiliasi yang gampang ini?

Kemudahan melakukan afiliasi bersama Sahabat Hosting benar-benar menguntungkan di saat kita didera wabah sekarang. Mungkin di luar sana affiliate marketing banyak ditawarkan, tapi tak jarang sistemnya tidak transparan terutama dari persentase pendapatan dan akurasi pelacakan penghasilan afiliasi kita. 

7 | Youtuber

Cara meraup rezeki berikutnya adalah menjadi Youtuber. Sudah bukan rahasia lagi kini tayangan di kanal milik Google itu digandrungi banyak orang. Video-video menarik di sana bisa viral dan memetik jutaan view sehingga berpotensi mengantar pemiliknya kaya mendadak. Lihat saja fenomena saat ini, ketika dunia pertelevisian, terutama sinetron mulai meredup, segenap artis mulai terjun ke arena Youtube. Mengandalkan keartisan mereka, subscriber pun berdatangan dan menjanjikan keuntungan finansial.


Namun jangan gentar duluan sebab banyak juga orang biasa yang sebelumnya tak terkenal lambat laun punya basis penonton yang besar dan menyulapnya menjadi pesohor yang kaya raya. Siapa tak kenal food vlogger Li Ziqi asal Tiongkok yang sukses menyihir publik pencinta kuliner lokal yang khas? Videonya cenderung viral dan membuatnya diganjar konon sebesar 23 juta dolar setahun. Tak heran bila kesuksesannya menginspirasi food vlogger serupa dari Tiongkok atau negara-negara lain seperti Srilanka, Vietnam, dan bahkan Indonesia.

Alat untuk membuat video pun kini semakin mudah didapatkan. Berbekal smartphone dan mikrofon tambahan yang harganya terjangkau, kini semua orang bisa menjadi Youtuber atau vlogger, mulai anak-anak hingga orang tua. Potensi keuntungan berlimpah dari Youtube jangan disia-siakan. Bergeraklah dengan kreatif lewat konten yang bermutu juga unik.

8 | Social enterprise

Terakhir, cobalah mempertimbangkan membangun social enterprise atau bisnis berbasis kegiatan sosial yang bertujuan saling meringankan beban sesama. Tak harus berbentuk organisasi yang baku dengan aturan yang ketat, tetapi bisa berupa gerakan atau inisiatif positif semacam program Canthelan yang saya singgung di awal. Canthelan adalah gerakan sederhana di Salatiga yang diawali oleh alumnus SMA untuk menyediakan sembako atau kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak wabah covid-19.

Modelnya sangat simpel: sayur mentah, sembako, dan barang apa pun dikaitkan di pagar relawan atau pagar masjid yang dalam bahasa Jawa disebut di-canthel-kan. Siapa pun boleh mengambil dan boleh mencanthelkan kebutuhan pokok di sana. Semula berbentuk sayur mayur mentah, lama-lama ada yang mengaitkan sendal, buku, hingga empon-empon yang sangat berguna untuk menjaga kebugaran badan selama pandemi.

Ternyata gerakan ini menginspirasi banyak orang, baik turut mengulurkan bantuan berupa uang ataupun menduplikasinya di tempat lain. Dengan semangat membantu, rasanya pandemi tak akan terlalu membebani. Gotong royong seperti ini akan mengundang keajaiban, saling memudahkan terutama bagi keluarga penderita covid-19 yang harus isolasi mandiri di rumah. Mereka kehilangan sumber ekonomi karena tak bisa bekerja atau sekadar beraktivitas di luar minimal selama 2 pekan, maka social enterprise seperti canthelan akan sangat berdaya guna.  

Setia berbagi nasi

Adapun saya pribadi tetap asyik bergumul dalam berbagai acara yang diadakan oleh NBC komunitas lokal yang saya ikuti selama 2 tahun belakangan. Belum lama ini saya membuatkan blog khusus untuk NBC karena saya ingin jangkauan pembacanya semakin luas sehingga yang berdonasi pun akan semakin banyak. Salah satu donatur kami adalah seorang teman bloger yang tinggal dan bekerja di Australia. Dengan adanya blog baru yang khusus menampilkan kegiatan NBC, update itu bisa dinikmati di mana pun oleh siapa saja, terutama calon donatur baru. 

Saat ini blog NBC masih menumpang di Wordpress secara gratis karena belum memungkinkan menyewa hosting dan domain. Namun seiring perkembangan, kami menargetkan NBC memiliki portal sendiri yang disokong oleh Hosting murah. Memang tak mudah menemukan jodoh seperti penyedia layanan hosting yang andal. Pengalaman panjang dan portofolio yang kuat menjadi patokan utama dalam proses pemilihan hosting yang berkualitas.   

Cleaning service dan purchasing

Saya langsung teringat seorang relawan NBC yang belum lama ini meminta saya membuat video promosi untuk usaha cleaning service dan pengadaan barang. Kliennya yang terus bertambah hingga ke luar kota Lamongan membuktikan usahanya semakin berkembang. Sayang sekali bisnisnya belum punya website khusus sebagai portofolio usaha. Seorang teman bloger yang berencana bekerja padanya bercerita bahwa saat ini mereka tengah mencari ruko sebagai kantor. 


Meraup rezeki selama pandemi bukanlah hal mustahil. Dengan strategi dan usaha yang tepat, kita bisa tetap produktif menghasilkan pundi-pundi agar kebutuhan ekonomi keluarga tetap terpenuhi. Ada pepatah bahasa Jawa yang berbunyi, obah mamah, yakni bergeraklah maka kamu bisa makan. Ini spirit unggul untuk kita dengungkan selama pandemi. Apa saja bisa diduitin, apa pun dapat kita sulap menjadi peluang untuk mendulang rezeki. 

Asal mau mencoba dan beraksi, yakinlah jalan selalu ada. Termasuk selama wabah yang membuat kita harus memutar otak dan tetap optimis. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi semacam nyanyian yang diembuskan dari dalam hati. Tepat seperti ujaran Plato di bawah ini. Tulisan ini adalah doa dan optimisme bahwa kita akan keluar dari wabah dengan sukacita meskipun sekarang harus berjibaku dengan usaha secara online.

Usaha berbasis keuntungan finansial atau filantropi sosial sama-sama kita butuhkan, sama-sama signifikan keberadaannya. Kita semua sedang memainkan peran untuk bisa sinergi dan saling melengkapi. Saling menemukan dan menyokong dengan kebaikan. Those who wish to sing always find a song seolah menegaskan bahwa kita yang mencari bantuan akan menemukan solusi. Menemukan Sahabat Hosting yang mengikat semua komponen ke dalam jalinan yang menguatkan dan menguntungkan dalam pengertian seluas-luasnya.
  
  

Share:

Sample Text

Copyright © biografi seorang pelupa | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com